Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Akhiri Tindakan Anarkistis, Saatnya Mencari Uang dengan Tenang.."

Kompas.com - 01/09/2025, 16:52 WIB
Dian Ade Permana,
Krisiandi

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Penyekatan yang dilakukan oleh aparat keamanan di seputaran Alun-alun Pancasila menyebabkan kawasan tersebut sepi.

Alun-alun Pancasila merupakan pusat pemerintahan Kota Salatiga, yang menjadi lokasi penting karena terdapat kantor Wali Kota, kantor DPRD, dan Mapolres Salatiga.

Akibat penyekatan ini, masyarakat yang biasa berolahraga di area tersebut terpaksa mengurungkan niatnya.

Para pedagang juga memilih untuk tidak berdagang karena sepinya pengunjung.

Baca juga: Unjuk Rasa di Medan Diwarnai Kekerasan, Ketua DPRD Sumut Minta Maaf

Novita Yulianti, pemilik Rumah Makan Padang Asli Minang, mengungkapkan bahwa ia memilih menutup usahanya.

"Saya menghargai hak semua pihak untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya melalui aksi demo yang penting damai dan tertib," ujarnya, Senin (1/9/2025).

Novita berharap semua pihak dapat menyelesaikan perbedaan pendapat secara damai dan konstruktif. 

"Yang terpenting, kita juga mendukung semua pihak untuk mempromosikan perdamaian," ungkapnya.

"Karena situasi seperti ini, termasuk sekolah dilakukan secara daring, maka rumah makan akan tutup selama 10 hari," kata Novi.

Baca juga: Antisipasi Aksi Anarkistis, Farhan Minta Warga Bandung Aktifkan Lagi Siskamling

 


Sementara itu, Budi, seorang warga Salatiga yang biasa jogging di Alun-alun Pancasila, menyesalkan kondisi yang terjadi saat ini.

"Apalagi karena kericuhan saat demo pada Jumat (29/8/2025), efeknya sangat luas. Pedagang sepi, jalanan sunyi, dan suasana tegang karena banyak aparat. Bahkan yang mau olahraga pun tidak jadi dan memilih tempat lain," ujarnya.

"Sudahlah, akhiri anarkistis tersebut. Saatnya kembali ke Salatiga dan Indonesia yang damai, lebih penting mencari uang dan lindungi keluarga," kata Budi.

Penyekatan untuk keamanan dan ketertiban

Di sisi lain, Komandan Kodim 0714/Salatiga, Letkol Inf Guvta Alugoro Koedoes, menjelaskan bahwa langkah penyekatan di seputaran Alun-alun Pancasila dilakukan untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Ini sebagai langkah preventif untuk mencegah masuknya perusuh dan potensi tindakan anarkis dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.

"Langkah ini kami lakukan sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah. Penyekatan dilakukan dengan pendekatan yang humanis, tanpa mengganggu aktivitas warga yang hendak melintas dengan tujuan yang jelas dan damai," tambah Guvta. 

Dalam pelaksanaannya, petugas gabungan memeriksa kendaraan dan orang-orang yang melintas dengan tetap mengedepankan etika dan prinsip-prinsip pelayanan publik.

Baca juga: Demo di DPR, Mahasiswa: Kami Janji Tak Anarkistis

Warga yang hendak menuju Alun-alun Salatiga diminta untuk menunjukkan identitas dan menyampaikan tujuan mereka secara terbuka.

Kapolres Salatiga, AKBP Veronica, menambahkan bahwa sinergisitas antar-instansi menjadi kunci utama dalam menjaga kondusivitas wilayah.

"Kami mengapresiasi kerja sama seluruh pihak. Ini adalah bentuk konkret sinergi TNI-Polri bersama instansi terkait dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami pastikan bahwa kegiatan ini tidak akan mengganggu hak masyarakat untuk beraktivitas secara normal," ungkapnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Cegah Salah Sasaran, Satgas MBG Palangka Raya Akan Evaluasi dan Buat Laporan Berjenjang
Regional
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau