SALATIGA, KOMPAS.com - Penyekatan yang dilakukan oleh aparat keamanan di seputaran Alun-alun Pancasila menyebabkan kawasan tersebut sepi.
Alun-alun Pancasila merupakan pusat pemerintahan Kota Salatiga, yang menjadi lokasi penting karena terdapat kantor Wali Kota, kantor DPRD, dan Mapolres Salatiga.
Akibat penyekatan ini, masyarakat yang biasa berolahraga di area tersebut terpaksa mengurungkan niatnya.
Para pedagang juga memilih untuk tidak berdagang karena sepinya pengunjung.
Baca juga: Unjuk Rasa di Medan Diwarnai Kekerasan, Ketua DPRD Sumut Minta Maaf
Novita Yulianti, pemilik Rumah Makan Padang Asli Minang, mengungkapkan bahwa ia memilih menutup usahanya.
"Saya menghargai hak semua pihak untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya melalui aksi demo yang penting damai dan tertib," ujarnya, Senin (1/9/2025).
Novita berharap semua pihak dapat menyelesaikan perbedaan pendapat secara damai dan konstruktif.
"Yang terpenting, kita juga mendukung semua pihak untuk mempromosikan perdamaian," ungkapnya.
"Karena situasi seperti ini, termasuk sekolah dilakukan secara daring, maka rumah makan akan tutup selama 10 hari," kata Novi.
Baca juga: Antisipasi Aksi Anarkistis, Farhan Minta Warga Bandung Aktifkan Lagi Siskamling
Sementara itu, Budi, seorang warga Salatiga yang biasa jogging di Alun-alun Pancasila, menyesalkan kondisi yang terjadi saat ini.
"Apalagi karena kericuhan saat demo pada Jumat (29/8/2025), efeknya sangat luas. Pedagang sepi, jalanan sunyi, dan suasana tegang karena banyak aparat. Bahkan yang mau olahraga pun tidak jadi dan memilih tempat lain," ujarnya.
"Sudahlah, akhiri anarkistis tersebut. Saatnya kembali ke Salatiga dan Indonesia yang damai, lebih penting mencari uang dan lindungi keluarga," kata Budi.
Di sisi lain, Komandan Kodim 0714/Salatiga, Letkol Inf Guvta Alugoro Koedoes, menjelaskan bahwa langkah penyekatan di seputaran Alun-alun Pancasila dilakukan untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Ini sebagai langkah preventif untuk mencegah masuknya perusuh dan potensi tindakan anarkis dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.
"Langkah ini kami lakukan sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah. Penyekatan dilakukan dengan pendekatan yang humanis, tanpa mengganggu aktivitas warga yang hendak melintas dengan tujuan yang jelas dan damai," tambah Guvta.
Dalam pelaksanaannya, petugas gabungan memeriksa kendaraan dan orang-orang yang melintas dengan tetap mengedepankan etika dan prinsip-prinsip pelayanan publik.
Baca juga: Demo di DPR, Mahasiswa: Kami Janji Tak Anarkistis
Warga yang hendak menuju Alun-alun Salatiga diminta untuk menunjukkan identitas dan menyampaikan tujuan mereka secara terbuka.
Kapolres Salatiga, AKBP Veronica, menambahkan bahwa sinergisitas antar-instansi menjadi kunci utama dalam menjaga kondusivitas wilayah.
"Kami mengapresiasi kerja sama seluruh pihak. Ini adalah bentuk konkret sinergi TNI-Polri bersama instansi terkait dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami pastikan bahwa kegiatan ini tidak akan mengganggu hak masyarakat untuk beraktivitas secara normal," ungkapnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini