Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Sidang Paripurna Hak Angket, MPB: Ini Pati Darurat Militer Ya?

Kompas.com - 30/10/2025, 15:54 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

PATI, KOMPAS.com – Menjelang sidang rapat paripurna hak angket DPRD Pati, keberadaan ribuan aparat kepolisian di berbagai titik di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menjadi sorotan publik.

Koordinator Masyarakat Pati Bersatu (MPB), Supriyono alias Botok, mengakui bahwa banyak kendaraan dan personel polisi telah disiagakan di sekitar pusat kota Pati.

"Mobil dari aparat kepolisian sudah banyak sekali sudah standby di masing-masing titik. Bahkan di depan gedung DPR dikasih kawat berduri," ucap Supriyono saat ditemui Kompas.com di Posko MPB Alun-alun Pati, Jawa Tengah, Kamis (30/10/2025).

Baca juga: Khawatir Ricuh, Kubu Pro dan Kontra Dipisah Saat Sidang Hak Angket Pemakzulan Bupati Pati

Melihat situasi tersebut, Supriyono sempat melontarkan pernyataan bernada sindiran. "Ini Pati darurat militer ya?" ujarnya.

MPB Imbau Masyarakat Tetap Kondusif

Meskipun ribuan personel disiagakan, Supriyono mengimbau masyarakat Kabupaten Pati yang akan hadir mengawal sidang paripurna pemakzulan Bupati Sudewo agar tetap menjaga ketertiban.

"Ya imbauan saya pada masyarakat Kabupaten Pati yang hadir di pengawalan sidang paripurna pemakzulan Bupati Sudewo untuk tidak terhasut, ya. Untuk tidak terprovokasi melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum," tegasnya.

 Sebelumnya, area depan Gedung DPRD Pati di Jalan Dr. Wahidin Nomor 2A tampak dipasangi kawat berduri dan dijaga ketat aparat kepolisian.

Kapolresta Pati Kombes Jaka Wahyudi menjelaskan bahwa pemasangan kawat berduri tersebut merupakan bagian dari pengamanan obyek vital menjelang sidang penting tersebut.

"Itu adalah SOP (standar operasional prosedur) kita dalam mengamankan sebuah obyek vital, sehingga nanti tidak ada yang perlu kita khawatirkan untuk terjadi perusakan," kata Jaka kepada wartawan di Mako Brimob Pati, Kamis (30/10/2025).

Selain kawat berduri, aparat juga memasang tenda di halaman kantor DPRD sebagai pos pengamanan tambahan.

3.379 Personel Gabungan Dikerahkan

Menurut Kombes Jaka, pengamanan rapat paripurna hak angket yang dijadwalkan Jumat (31/10/2025) akan melibatkan 3.379 personel gabungan dari Polda Jateng dan Polres Pati.

"Personel yang kita siapkan untuk mengamankan seluruh kegiatan ini ya sekitar 3.379 personel, jadi ini gabungan dari Polda dan juga Polres," jelasnya.

Jumlah tersebut disesuaikan dengan perkiraan massa sebanyak 3.000 orang, baik yang pro maupun kontra terhadap Bupati Sudewo.

"Dari surat yang kami terima, dari pro sekitar 700-an massa, dari kontra mereka memberikan surat sekitar seribu sampai dua ribu massa," ujar Jaka.

Ia berharap, pengamanan ketat dapat mencegah kericuhan atau bentrok massa, seperti yang pernah terjadi pada 13 Agustus 2025 lalu.

"Tentunya kita harus siap dengan segala konsekuensinya mengamankan semua aksi ini dengan aman, kondusif, tidak rusuh, dan tidak anarkis," tegasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi Diwarnai Sorakan Pengunjung
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi Diwarnai Sorakan Pengunjung
Regional
Kalteng Salurkan 3.060 Beasiswa Kuliah Untuk Mahasiswa Kurang Mampu Tahun Ini
Kalteng Salurkan 3.060 Beasiswa Kuliah Untuk Mahasiswa Kurang Mampu Tahun Ini
Regional
Gubenur NTT Soroti Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Singgung Pariwisata Berkelanjutan
Gubenur NTT Soroti Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Singgung Pariwisata Berkelanjutan
Regional
Raja Keraton Surakarta PB XIII Dimakamkan Satu Kedaton dengan PB X di Imogiri Yogyakarta
Raja Keraton Surakarta PB XIII Dimakamkan Satu Kedaton dengan PB X di Imogiri Yogyakarta
Regional
Sri Sultan HB X Akan Melayat Pakubuwono XII Selasa Besok
Sri Sultan HB X Akan Melayat Pakubuwono XII Selasa Besok
Regional
Hilangkan Jejak, Polisi yang Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi Sempat Mengepel TKP dan Pakai Wig
Hilangkan Jejak, Polisi yang Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi Sempat Mengepel TKP dan Pakai Wig
Regional
Komplotan Curi Dua Motor dalam 2 Menit di Rumah Kos Brebes, Terekam CCTV
Komplotan Curi Dua Motor dalam 2 Menit di Rumah Kos Brebes, Terekam CCTV
Regional
KPAI Temukan Unsur Pelecehan Seksual ke Korban Salah Tangkap di Magelang
KPAI Temukan Unsur Pelecehan Seksual ke Korban Salah Tangkap di Magelang
Regional
Ibu Prada Lucky Tak Kuasa Dengar Kesaksian soal Anaknya Sempat Meminta Ampun
Ibu Prada Lucky Tak Kuasa Dengar Kesaksian soal Anaknya Sempat Meminta Ampun
Regional
Polisi Ditemukan Tewas Tergantung di Asrama Polresta Samarinda
Polisi Ditemukan Tewas Tergantung di Asrama Polresta Samarinda
Regional
TKD Dipangkas, Wagub Kalteng Minta Daerah Gali Potensi Pendapatan Baru
TKD Dipangkas, Wagub Kalteng Minta Daerah Gali Potensi Pendapatan Baru
Regional
Warung Bakso di Solo Ditutup Sementara karena Diduga Gunakan Bahan Non-halal
Warung Bakso di Solo Ditutup Sementara karena Diduga Gunakan Bahan Non-halal
Regional
WNA Asal PNG Dianiaya hingga Tewas di Jayapura, Satu Pelaku Ditangkap
WNA Asal PNG Dianiaya hingga Tewas di Jayapura, Satu Pelaku Ditangkap
Regional
Keraton Surakarta Belum Pikirkan Suksesi, Begini Penjelasan Adik PB XIII
Keraton Surakarta Belum Pikirkan Suksesi, Begini Penjelasan Adik PB XIII
Regional
Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Saat Pengantaran Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII
Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Saat Pengantaran Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau