PAMEKASAN, KOMPAS.com - Menjelang dimulainya tahun ajaran baru, Sekolah Rakyat tingkat sekolah menengah pertama (SMP) di Pamekasan masih menghadapi kendala dalam perekrutan tenaga pengajar.
Hingga saat ini, satu posisi guru untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) belum terisi, sementara guru untuk mata pelajaran lainnya telah siap.
Hal ini disampaikan Kepala Sekolah Rakyat, Aisyah Minarni Mukti, Minggu (13/7/2025).
"Kami masih menunggu satu guru lagi, yakni untuk mapel PAI. Kalau yang lain sudah lengkap," ungkap Aisyah.
Ia menjelaskan bahwa proses rekrutmen untuk guru PAI berbeda dengan guru mata pelajaran lainnya.
Baca juga: 20 Persen Siswa Sekolah Rakyat di Kupang Kurang Berat Badan
Guru untuk mata pelajaran lain direkrut melalui Kementerian Sosial, sedangkan guru PAI diambil dari Kementerian Agama pusat.
"Sampai saat ini masih dalam proses rekrutmen di Kemenag," tambahnya.
Aisyah juga menegaskan bahwa peluncuran Sekolah Rakyat akan segera dilakukan setelah renovasi gedung selesai dan siap digunakan untuk menampung 50 siswa.
Di sisi lain, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pamekasan, Herman Hidayat Santoso, mengungkapkan bahwa renovasi gedung sekolah yang terletak di Eks Akademi Keperawatan (Akper) Pamekasan dipercepat.
Meskipun pekerja yang terlibat bukan direkomendasikan oleh Dinsos setempat, pemantauan tetap dilakukan untuk memastikan prosesnya berjalan lancar.
"Pembangunan dan renovasi gedung sekolah sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu," kata Herman.
Tembok beberapa ruangan diperbaiki dan dibersihkan, termasuk tempat asrama para siswa.
Baca juga: Ratas dari Belgia, Prabowo dan 7 Menko Bahas Sekolah Rakyat hingga Cuaca Ekstrem
Sebab, siswa akan dipondokkan di lokasi Sekolah Rakyat dengan sistem boarding school.
"Pekerjanya semua dari luar Madura yang direkomendasi Kemensos. Kami menyiapkan tempat saja, soal biaya renovasi dan ongkos pekerja kami tidak mengetahuinya," ucapnya.
Sebelumnya sudah berhasil terjaring sebanyak 50 siswa Sekolah Rakyat tingkat SMP. Mereka berasal dari keluarga miskin yang terdata di DT SEN.
Dari jumlah itu akan dibagi menjadi dua rombongan belajar (rombel). Setiap kelas akan berisi 25 siswa.
"Soal renov insyaallah dipercepat mengingat proses KBM segera berlangsung," imbuh Herman.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini