Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Perundungan Senior Minta UTM Beri Jaminan Keamanan Korban

Kompas.com - 16/08/2025, 06:42 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Kasus perundungan yang dialami MM (18), mahasiswa baru Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), masih berlanjut.

Keluarga korban meminta pihak kampus memberikan perlindungan keamanan bagi MM selama menjalani perkuliahan.

Paman korban, M Sultan Fuadi menyatakan, hingga saat ini, MM masih merasa khawatir untuk memasuki area kampus.

Hal ini disebabkan oleh ancaman yang diduga dilakukan oleh senior fakultasnya sebelum aksi penganiayaan oleh orang tak dikenal terjadi.

"Korban sebelumnya sempat diintimidasi dan diancam bahwa ia tidak akan aman selama kuliah 4 tahun ke depan," ujarnya pada Jumat (15/8/2025).

Baca juga: Kasus Penganiayaan Maba UTM Naik Penyidikan, Polisi Periksa 10 Orang Saksi

Korban Cemas Masuk Kampus

Masa perkuliahan yang akan dimulai pada hari Senin mendatang semakin menambah kecemasan MM.

Keluarga mengaku akan terus memantau perkembangan korban selama di kampus.

"Mulai masuk Senin nanti. Ya, korban berulang kali bilang, 'Bagaimana nanti di kampus, aman tidak ya?' karena memang khawatir," tambahnya.

Sultan berharap pihak kampus dapat serius memberikan perlindungan dan menjamin keamanan MM selama perkuliahan.

Baca juga: Rektor UTM Janji Beri Sanksi Mahasiswa Senior yang Terlibat Perundungan Maba

Berikan Pendampingan ke Korban

Wakil Rektor III, Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Alumni UTM, Surokim, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berupaya memberikan pendampingan kepada korban.

"Kami sudah berupaya memberikan pendampingan terhadap korban melalui Wakil Dekan (Wadek) III FEB, sekaligus menyampaikan tawaran pendampingan psikologi dan hukum. Tim siap dan sudah disampaikan kepada yang bersangkutan," jelasnya.

Surokim juga menegaskan bahwa pihak kampus akan memberikan jaminan keamanan bagi MM saat mulai masuk kuliah.

"Terkait jaminan keamanan korban saat nanti masuk kuliah, tegas kampus menyatakan menjamin sesuai peraturan tata perilaku kehidupan kampus dan juga kode etik sivitas akademika yang sudah ada," pungkasnya.

Sebelumnya, MM diduga diculik oleh sekelompok orang saat berada di lingkungan kampus menggunakan mobil.

Di dalam mobil tersebut, MM mengaku mengenali salah satu orang yang merupakan senior dari fakultasnya.

Setibanya di rumah indekos terduga pelaku, yang berjarak 500 meter dari UTM, MM masuk ke dalam ruangan.

Tak lama kemudian, seorang senior lainnya berinisial MF diduga melakukan intimidasi dan memaksa MM menandatangani surat pernyataan.

Setelah menandatangani surat tersebut, MM diajak duel oleh orang tak dikenal di dalam rumah indekos tersebut, yang berujung pada penganiayaan hingga kepalanya bocor dan wajahnya lebam.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pelaku Mutilasi Berupaya Hilangkan Sidik Jari Korban, Kapolres Mojokerto: Agar Sulit Diidentifikasi
Pelaku Mutilasi Berupaya Hilangkan Sidik Jari Korban, Kapolres Mojokerto: Agar Sulit Diidentifikasi
Surabaya
Remaja Pembuang Bayi di Pasuruan Diketahui Hamil Sejak SMP
Remaja Pembuang Bayi di Pasuruan Diketahui Hamil Sejak SMP
Surabaya
Kadisdik Magetan: Meski Sempat Terlambat, Bantuan Chromebook Tetap Bisa Digunakan Hingga Saat ini
Kadisdik Magetan: Meski Sempat Terlambat, Bantuan Chromebook Tetap Bisa Digunakan Hingga Saat ini
Surabaya
Pria di Bangkalan Tewas Usai Dibacok 2 Orang di Tepi Jalan
Pria di Bangkalan Tewas Usai Dibacok 2 Orang di Tepi Jalan
Surabaya
Rekam Jejak Irfan Yusuf, dari Ponpes Tebuireng Jombang Kini Menteri Haji dan Umrah
Rekam Jejak Irfan Yusuf, dari Ponpes Tebuireng Jombang Kini Menteri Haji dan Umrah
Surabaya
Longsor Tutup Jalan Trans Ende-Maumere, Aktivitas Warga Terganggu
Longsor Tutup Jalan Trans Ende-Maumere, Aktivitas Warga Terganggu
Surabaya
Khofifah Bantah PHK Massal di Gudang Garam: Itu Pensiun Dini, Hanya 200 Orang
Khofifah Bantah PHK Massal di Gudang Garam: Itu Pensiun Dini, Hanya 200 Orang
Surabaya
Amankan Iklim Investasi, Pemkab Situbondo Bentuk Satgas Tangani Ormas Terafiliasi Preman
Amankan Iklim Investasi, Pemkab Situbondo Bentuk Satgas Tangani Ormas Terafiliasi Preman
Surabaya
Penerbangan Rute Surabaya-Banyuwangi Aktif Lagi, Terbang 2 Kali Sepekan
Penerbangan Rute Surabaya-Banyuwangi Aktif Lagi, Terbang 2 Kali Sepekan
Surabaya
Eri Cahyadi Angkat Anak Damkar Surabaya yang Gugur Saat Bertugas, Gantikan Ayahnya
Eri Cahyadi Angkat Anak Damkar Surabaya yang Gugur Saat Bertugas, Gantikan Ayahnya
Surabaya
Polisi Beri Peringatan Terakhir untuk Penjarah Kembalikan Barang Milik Kantor DPRD Kota Madiun
Polisi Beri Peringatan Terakhir untuk Penjarah Kembalikan Barang Milik Kantor DPRD Kota Madiun
Surabaya
Suspek Meningkat, 20 Desa Ditetapkan KLB Campak di Pamekasan
Suspek Meningkat, 20 Desa Ditetapkan KLB Campak di Pamekasan
Surabaya
Ibu 16 Tahun yang Buang Bayinya di Lahan Bekas Kolam Lele Kini Dirawat di Rumah Sakit
Ibu 16 Tahun yang Buang Bayinya di Lahan Bekas Kolam Lele Kini Dirawat di Rumah Sakit
Surabaya
Ketua RT di Banyuwangi Kaget Lihat Paket Sabu Berserakan di Jalan, Langsung Lapor Babinsa
Ketua RT di Banyuwangi Kaget Lihat Paket Sabu Berserakan di Jalan, Langsung Lapor Babinsa
Surabaya
Derita Orangtua Korban Mutilasi Rela Berjualan Sempol Demi Kuliahkan Anak, Ketua RT: Mereka Sempat Kebingungan
Derita Orangtua Korban Mutilasi Rela Berjualan Sempol Demi Kuliahkan Anak, Ketua RT: Mereka Sempat Kebingungan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau