Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mukawi dan Sumawiyah, Petani Garam yang Bertahan di Tengah Kemarau Basah

Kompas.com - 20/10/2025, 08:59 WIB
Suci Rahayu,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Cuaca terik. Angin yang berembus pun membawa debu halus bercampur asap buangan kendaraan yang melintas di sisi kawasan Tambak Oso Wilangun Surabaya, Jawa Timur.

Meski begitu, Mukawi dan Sumawiyah terlihat terus bekerja di bawah paparan sinar matahari. 

Pasangan suami istri asal Sumenep, Madura itu mengaku sudah puluhan tahun menggantungkan hidup dari hasil garam.

Bahkan, Mukawi menyebut, mereka sejak kecil sudah terbiasa bekerja di bawah sengatan matahari, mengikuti jejak orangtua yang juga petani garam.

Baca juga: Tiga Tahun Vakum, Petani Garam di Sawojajar Brebes Kembali Produktif

Dengan gerak yang kompak, keduanya mengumpulkan kristal-kristal putih yang baru terbentuk di petak tambak.

Garam-garam itu kemudian dimasukkan ke dalam karung biru yang ditata rapi di tepi tambak.

Setiap kali mengikat karung, mereka memeriksa kembali jahitannya, tidak ingin ada sobekan kecil yang bisa membuat hasil kerja keras mereka terbuang sia-sia.

Tahun ini memang terasa lebih berat bagi Mukawi dan juga para petani garam lainnya. Cuaca menjadi tantangan tersendiri untuk mereka.

Musim kemarau yang seharusnya membawa keberuntungan, justru diwarnai hujan sesekali.

Menurut Mukawi, kondisi yang disebut “kemarau basah” itu membuat hasil panen turun drastis.

“Sekarang baru dapat 2.000 karung lebih. Padahal kalau panas terus, bisa panen sampai lima ton garam dari satu petak,” ujar Mukawi sambil menyeka peluh di dahi.

Baca juga: Rob Ancam Pesisir Jateng Hari Ini, Aktivitas Pelabuhan dan Petani Garam Bisa Terganggu

Ditemui beberapa waktu lalu, Mukawi mengaku menggarap enam petak tambak garam milik seorang warga Surabaya.

Hasil panennya dibagi dengan sistem satu banding dua, satu bagian untuk petani, dua bagian untuk pemilik lahan.

“Kalau nanti di akhir musim bisa kumpul 4.000-5.000 karung, ya kami dapat sepertiganya. Itu nanti dipotong dari pinjaman biaya hidup yang kami terima tiap minggu dari pemilik lahan,” imbuh dia.

Kini di tengah cuaca tidak menentu, Mukawi tetap berusaha menjaga ritme kerja. Biasanya, dalam kondisi mendung, proses pembuatan garam memakan waktu sekitar seminggu hingga bisa panen.

Halaman:


Terkini Lainnya
Estimasi Awal, Kuota Haji di Kabupaten Pasuruan 2026 Naik 267 Orang
Estimasi Awal, Kuota Haji di Kabupaten Pasuruan 2026 Naik 267 Orang
Surabaya
Sopir Pikap di Pamekasan Borong 30 Jeriken Solar di SPBU Bermodal 2 Surat Kuasa
Sopir Pikap di Pamekasan Borong 30 Jeriken Solar di SPBU Bermodal 2 Surat Kuasa
Surabaya
Surabaya dan Dilema 'Thrifting', antara Simbol Gaya Hidup dan Ancaman Limbah Fesyen
Surabaya dan Dilema "Thrifting", antara Simbol Gaya Hidup dan Ancaman Limbah Fesyen
Surabaya
Para Pejabat Pensiun, 138 SDN di Kabupaten Blitar Tak Punya Kepala Sekolah
Para Pejabat Pensiun, 138 SDN di Kabupaten Blitar Tak Punya Kepala Sekolah
Surabaya
Eri Cahyadi Tanggapi Video Viral Admin di Instagram: Saya Selalu Kasih Kesempatan untuk Anak Muda
Eri Cahyadi Tanggapi Video Viral Admin di Instagram: Saya Selalu Kasih Kesempatan untuk Anak Muda
Surabaya
Remaja Asal Surabaya Dianiaya hingga Tewas di Sampang, Polisi Segera Panggil 2 Saksi
Remaja Asal Surabaya Dianiaya hingga Tewas di Sampang, Polisi Segera Panggil 2 Saksi
Surabaya
Pesan Khofifah untuk Siswa SMA Jatim yang Menjalani TKA: Jaga Emosi Tetap Stabil
Pesan Khofifah untuk Siswa SMA Jatim yang Menjalani TKA: Jaga Emosi Tetap Stabil
Surabaya
Bertengkar dengan Pacar, Pria di Banyuwangi Ancam Bunuh Warga
Bertengkar dengan Pacar, Pria di Banyuwangi Ancam Bunuh Warga
Surabaya
Antre di SPBU Swasta, Warga Surabaya dan Sidoarjo Cari Aman di Tengah Isu Kualitas BBM
Antre di SPBU Swasta, Warga Surabaya dan Sidoarjo Cari Aman di Tengah Isu Kualitas BBM
Surabaya
Toko Swalayan di Blitar Dibobol Maling, Rokok dan Kosmetik Jutaan Rupiah Raib
Toko Swalayan di Blitar Dibobol Maling, Rokok dan Kosmetik Jutaan Rupiah Raib
Surabaya
Armuji Sidak Investasi Bodong yang Rugikan Korban Rp 1,2 M, Minta Pelaku Jual Aset untuk Ganti Rugi
Armuji Sidak Investasi Bodong yang Rugikan Korban Rp 1,2 M, Minta Pelaku Jual Aset untuk Ganti Rugi
Surabaya
Sapi Bobot 1,4 Ton Milik Faisal Menangkan Kontes Sapi di Jember, Pecahkan Rekor Nasional
Sapi Bobot 1,4 Ton Milik Faisal Menangkan Kontes Sapi di Jember, Pecahkan Rekor Nasional
Surabaya
Pengacara Aktivis Aksi 30 Agustus Kediri Pertanyakan Pasal Berlapis yang Jerat Kliennya
Pengacara Aktivis Aksi 30 Agustus Kediri Pertanyakan Pasal Berlapis yang Jerat Kliennya
Surabaya
Angin Kencang Rusak 5 Rumah di 4 Kecamatan di Pamekasan
Angin Kencang Rusak 5 Rumah di 4 Kecamatan di Pamekasan
Surabaya
Tinjau Pelaksanaan Hari Pertama TKA di Jatim, Khofifah Pastikan Kesiapan Listrik dan Internet
Tinjau Pelaksanaan Hari Pertama TKA di Jatim, Khofifah Pastikan Kesiapan Listrik dan Internet
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau