BANYUWANGI, KOMPAS.com - Air mata masih menggenang di sudut mata Saifuddin, meski dia berusaha menahan tangis haru kala menyaksikan putrinya menari di gelaran Gandrung Sewu 2025 di Pantai Marina Boom Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (25/10/2025).
Ia sesekali mengusap air matanya dengan sembunyi-sembunyi, sebelum menampilkan kembali senyum terbaiknya saat melihat anaknya, Chila Aulia Rahma yang tampil bersama ribuan penari lainnya.
"Anak saya kelas 2 SMP, sudah dua kali terpilih ikut Gandrung Sewu. Saya bangga, terharu juga," tutur dia.
Sebagai ungkapan kebanggaan, ia menyiapkan sebuah buket bunga kecil berwarna ungu untuk mengapresiasi anaknya yang telah memiliki bakat menari sejak duduk di bangku TK itu.
Baca juga: Gelaran Gandrung Sewu 2025, Puluhan Kades di Banyuwangi Jadi Penari
Saifuddin mengurai, ia tak pernah memaksa anaknya, namun ia akan mendukung apabila anaknya ingin mengembangkan bakatnya.
"Setiap ikut kegiatan menari atau lomba disupport, saya ikutkan sanggar tari di dekat rumah," kata dia.
View this post on Instagram
Ke depan, sebagai orangtua, ia berharap anaknya berhasil dengan pilihannya, dan ia menuturkan akan terus mendukung langkah putrinya dalam meraih mimpi-mimpinya.
Hal yang sama juga diungkapkan Siti Hasanah yang datang dari Kecamatan Genteng untuk mendukung putrinya yang menjadi peserta Gandrung Sewu, Ferlita Hanifa Maharani.
Ferlita adalah siswi kelas 1 SMAN 1 Genteng yang telah tiga kali lolos dan menjadi penari Gandrung Sewu. "Ada kebanggaan karena anak menjadi penari gandrung," tutur Siti.
Baca juga: KAI Beri Diskon 10 Persen untuk Sambut Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi, Cek Ketentuannya
Ia membawa buket berisi bunga dan jajanan yang disukai sang anak, untuk memberi kejutan bagi anak bungsunya itu.
Ke depan, Siti berharap gelaran Gandrung Sewu akan terus lestari dan kebudayaan Banyuwangi semakin dikenal serta dicintai masyarakat luas.
Kades Banyuwangi menjadi peserta Gandrung Sewu 2025.Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan Gandrung Sewu bukan sekadar festival, namun sebuah pesan tentang keindahan yang lahir dari kolaborasi dan kebersamaan.
"Tahun ini, Festival Gandrung Sewu mengusung tema “Selendang Sang Gandrung”. Selendang bukan sekadar kain."
"Dalam setiap ayunan selendang, tersimpan filosofi hidup adalah tarian kolaborasi, yang saling menggerakkan, hingga tercipta harmoni yang indah hingga menciptakan berbagai peluang untuk kemajuan," kata Ipuk.
Baca juga: Gandrung Sewu Kembali Digelar, Lebih dari 1.000 Penari Warnai Pantai Boom Banyuwangi
Gandrung Sewu kali ini diikuti oleh 1400 penari yang terdiri 1.200 penari berasal dari Banyuwangi termasuk para Kepala Desa yang ikut tampil sebagai Paju Gandrung.
Juga ada 200 para penari diaspora dari Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Probolinggo, Situbondo, Malang, Jakarta, Sumsel, Sulawesi Selatan, hingga Papua dan Amerika Serikat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang