SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah bakal mewajibkan seluruh BBM di Indonesia dicampur dengan etanol 10 persen (E10). Wacana tersebut menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kandungan etanol di dalam BBM mengurangi ketergantungan negara terhadap impor bahan bakar.
Meskipun begitu, banyak masyarakat yang meragukan terkait hal tersebut.
Salah satu pengguna pertalite, Adrian Oktavian (22) mengaku takut jikalau penggunaan BBM, terutamanya pertalite akan dicampur dengan etanol.
“Jujur takut sih dan kan belum tahu juga mulai kapan isu itu diberlakukan, ini aja kalau bensinku habis bingung mau ngisi pake apa,” kata Adrian kepada Kompas.com, Selasa (28/10/2025).
Baca juga: Penjualan Pertalite di Bangkalan Menurun, Isu Campur Etanol Jadi Sorotan
Menurutnya, ada campuran etanol pada BBM akan berisiko mengakibatkan kerusakan pada mesin kendaraan.
“Apalagi motorku kan sudah tua takutnya malah rusak. Ibaratnya orang sudah tua dikasih makanan gak sehat, malah cepat meninggal kan,” ujarnya.
Ia menuturkan, nantinya akan mempertimbangkan penggunaan transportasi umum.
“Mungkin kalau isu itu benar-benar bakal terlaksana aku kepikiran buat naik transportasi umum aja,” tuturnya.
Pengguna lain, Faris (20) sebagai pemakai setia BBM subsidi juga mengungkapkan hal serupa.
Ia mengaku khawatir perncampuran etanol tersebut dapat mengakibatkan mesin-mesin kendaraan semakin cepat rusak.
“Karena kan kita enggak tahu apakah bensin itu dicampur bahan-bahan apa, kan enggak mungkin juga setiap kita ngisi harus ambil sampel dulu,” terangnya.
Baca juga: Mau Terapkan E10 di 2027, Bahlil Kirim Tim ke Brasil Pelajari Etanol
Ia menerangkan, ke depannya dia akan mempertimbangkan pemakaian BBM dengan RON yang lebih tinggi seperti Pertamax.
“Mungkin nanti bakal coba pindah ke Pertamax sih,” sebutnya.
Sementara itu, Bima Surya (23) tidak terlalu khawatir terkait isu tersebut.