Salin Artikel

Koper Dicuri di Bandara, Ketemu Berkat AirTag

KOMPAS.com - Perangkat bikinan Apple lagi-lagi membuat penggunanya terselamatkan. Kali ini, perangkat pelacak Apple AirTag membantu pemiliknya menemukan koper yang hilang di bandara. 

Kejadian ini juga dialami Daniel Scott, seorang wisatawan yang melakukan perjalanan dari Salt Lake City, Amerika Serikat (AS) ke Los Angeles, pada Jumat (22/8/2025) waktu setempat. 

Setelah mendarat di bandara internasional LAX, Scott segera keluar dan menuju ke area pengambilan bagasi. Namun, setelah menunggu cukup lama, koper Scott tak kunjung muncul di conveyor bagasi. 

Petugas bandara pun sempat mencoba membantu. Namun, upaya pencarian mereka tidak membuahkan hasil. Di tengah kepanikan, tiba-tiba ponsel Scott bergetar dan muncul notifikasi dari alat pelacak AirTag miliknya.

Notifikasi itu menunjukkan sesuatu yang aneh. Lokasi kopernya memang terdeteksi, tetapi, titik pelacakannya terus bergerak keluar menuju ke tempat parkir rideshare di bandara. 

Merasa ada yang janggal, Scott langsung mengikuti petunjuk AirTag di ponselnya. Ia berlari menuju tempat parkir Uber dengan harapan bisa mengambil kembali kopernya yang hilang.

"Saya langsung berlari ke tempat parkir Uber," kata Scott kepada media NBC Los Angeles sebagaimana dikutip KompasTekno dari Appleinsider, Minggu (7/9/2035).

Koper Scott tidak berhenti di sana. Sinyal AirTag terus bergerak, menyeberang jalan dan menjauh dari bandara. Saat itulah ia sadar, bahwa kopernya bukan hilang, melainkan sengaja dicuri orang.

Sinyal yang diberikan AirTag menuntun Scott menemukan jejak kopernya yang dibawa ke sebuah bangunan dekat Sepulda Boulevard dan 98th Street. Lokasi tersebut berjarak sekitar setengah mil dari bandara. 

Rekan Scott pun segera menelepon polisi bandara untuk meminta bantuan. Tak lama, petugas yang tiba di lokasi segera memeriksa gedung dan mendapati sejumlah orang. 

Di balik jendela, tampak ada beberapa orang berdiri. Salah satu dari mereka kedapatan tengah memakai pakaian milik Scott, mulai dari kemeja, celana, dan sepatu.

Polisi pun langsung masuk dan mengamankan para pelaku. Setelah situasi aman, Scott lantas masuk untuk memerika isi kopernya. Di dalam, ia menemukan kopernya yang sudah disobek. Barang-barang di dalamnya juga berserakan di beberapa ruangan gedung.

Meski begitu, sekitar 90 persen isi koper Scott dapat diselamatkan. Menurut Scott, semua ini bisa terjadi berkat AirTag yang membantu dirinya mendapat informasi lokasi secara real-time.

"AirTag memberi saya kesempatan untuk menemukan dan mengambil kembali bagasi saya," kata Scott. Ia menambahkan, peristiwa ini merupakan pengalaman paling gila dari perjalanannya kali ini.

"Bagian paling gila dari perjalanan ini, sungguh gila," tutup Scott.

Menggunakan jaringan Find My

AirTag pertama kali diluncurkan Apple pada 2021. Sejak saat itu, perangkat mungil seukuran koin ini berfungsi sebagai alat pelacak favorit bagi para pelancong. 

AirTag sendiri bekerja dengan memanfaatkan jaringan Find My milik Apple. Secara teknis, jaringan ini bertugas untuk menghubungkan perangkat melalui ekosistem perangkat Apple, seperti iPhone, iPad, atau Mac.

Sistem pelacakan crowdsourced AirTag juga tidak membutuhkan GPS langsung atau aplikasi langganan berbayar. 

Oleh karena itu, AirTag dinilai bisa menawarkan solusi yang mudah diakses dan efektif untuk memantau barang bawaan selama perjalanan.

Popularitas AirTag semakin meningkat ketika cerita-cerita seperti Scott banyak diungkap di publik. Survei terbaru dari situs perjalanan Kayak mengungkap, sekitar 37 persen penumpang di AS mengaku telah menggunakan AirTag atau perangkat serupa saat bepergian.

Bagi pelancong, fitur yang dibawa AirTag menawarkan manfaat yang jelas. Seperti saat koper hilang, perangkat ini bisa memberi informasi apakah barang masih berada di bandara atau sudah dibawa orang lain.

Tetap ada risiko dan batasan

AirTag yang berfungsi sebagai alat pelacak lokasi memang menawarkan sejumlah keunggulan. Ditambah pada kasus Scott, pihak polisi juga bekerja dengan cepat untuk menindaklanjuti laporan.

Namun sayangnya, tidak semua kasus akan berakhir seperti Scott. Ada risiko dan batasan yang perlu menjadi perhatian pengguna.

Salah satunya, dari pihak berwenang mengingatkan agar siapapun, tidak hanya pelancong, yang mengalami kasus serupa, dan menggunakan AirTag untuk melacak barang yang dicuri, disarankan agar tidak datang ke lokasi sendiri.

Pasalnya, mau bagaimanapun keselamatan lebih penting daripada barang yang hilang. Selain itu, fungsionalitas AirTag juga tetap bergantung pada ketersediaan perangkat Apple di sekitar lokasi. 

https://tekno.kompas.com/read/2025/09/07/11020097/koper-dicuri-di-bandara-ketemu-berkat-airtag

Bagikan artikel ini melalui
Oke