Computex 2025

Schneider Electric Siapkan “Penurun Panas” untuk Data Center Pelayan AI

Kompas.com - 20/05/2025, 07:01 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

TAIPEI, KOMPAS.com – Dalam Computex Taipei 2025, Schneider Electric menampilkan berbagai inovasi yang ditujukan untuk mendukung pusat data agar tetap optimal, hemat energi, dan siap menghadapi tantangan AI yang terus berkembang.

Executive Vice President Data Center, Networks, Services di Schneider Electric, Pankaj Sharma merinci, pada 2030, 36 persen dari seluruh beban kerja di pusat data akan berasal dari AI, termasuk generative AI.

Schneider juga memprediksi, pada 2030, beban kerja AI akan menyumbang 255 gigawatt (GW) dari total kapasitas pusat data global, naik drastis dari 105 GW pada 2025 ini.

“Kami percaya bahwa revolusi AI yang sedang berlangsung tidak bisa ditopang oleh infrastruktur lama. Dibutuhkan paradigma baru: pusat data yang tidak hanya kuat, tapi juga cerdas, efisien, dan berkelanjutan,” ujar Pankaj Sharma, Executive Vice President Data Center, Networks, Services di Schneider Electric.

Sharma mengungkapkan hal tersebut dalam konferensi pers yang digelar sehari sebelum pembukaan Computex, Senin (19/5/2025), seperti dilaporkan jurnalis KOMPAS.com Galuh Putri Riyanto yang meliput Computex Taipei 2025.

Logo Schneider Electric di booth Computex 2025, Taipei, Taiwan. Schneider menjadi salah satu dari total 1.400 perusahaan yang memamerkan kemampuan AI-nya dalam ajang Computex 2025. KOMPAS.com/GALUH PUTRI RIYANTO Logo Schneider Electric di booth Computex 2025, Taipei, Taiwan. Schneider menjadi salah satu dari total 1.400 perusahaan yang memamerkan kemampuan AI-nya dalam ajang Computex 2025.

Pameran teknologi berskala internasional ini resmi dibuka hari ini, Selasa (20/5/2025), di Taipei Nangang Exhibition Center.

Ajang ini diikuti oleh lebih dari 1.400 perusahaan teknologi dari seluruh dunia, termasuk Schneider Electric, perusahaan asal Prancis yang dikenal dalam bidang manajemen energi dan otomasi.

AI Butuh Daya Besar, Solusi Harus Cerdas

Sharma mengatakan, server-server modern yang digunakan untuk melatih model AI berskala besar seperti LLM (Large Language Model) bisa mengonsumsi daya 5 hingga 10 kali lebih besar dibanding server biasa.

Selain itu, panas yang dihasilkan sangat tinggi sehingga memerlukan solusi pendinginan dan pengelolaan energi yang lebih canggih.

Dalam ajang Computex 2025, yang digelar mulai hari ini, Selasa (20/5/2025), Schneider memprediksi, pada 2030, beban kerja AI akan menyumbang 255 gigawatt (GW) dari total kapasitas pusat data global, naik drastis dari 105 GW pada 2025 ini. KOMPAS.com/GALUH PUTRI RIYANTO Dalam ajang Computex 2025, yang digelar mulai hari ini, Selasa (20/5/2025), Schneider memprediksi, pada 2030, beban kerja AI akan menyumbang 255 gigawatt (GW) dari total kapasitas pusat data global, naik drastis dari 105 GW pada 2025 ini.

Baca juga: Orang Tidak Akan Kehilangan Pekerjaan karena AI

Schneider pun menawarkan tiga pilar solusi untuk menjawab tantangan ini:

1. Efisiensi Energi Lewat EcoStruxure

Dengan kebutuhan energi yang melonjak drastis akibat AI workloads, efisiensi menjadi krusial.

Schneider mengandalkan portofolio teknologi EcoStruxure Data Center, termasuk intelligent power monitoring, sistem distribusi daya modular, dan software berbasis AI untuk prediksi konsumsi serta optimalisasi beban.

Teknologi ini diklaim mampu meningkatkan efisiensi energi secara menyeluruh hingga 20–30 persen dibanding desain konvensional, sekaligus mengurangi total cost of ownership (TCO) dan emisi karbon.

2. Pendingin Liquid Cooling

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau