Schneider Electric: Indonesia, Kekuatan Baru AI dan Data Center di Asia Tenggara

Kompas.com - 23/05/2025, 09:36 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

TAIPEI, KOMPAS.com – Indonesia disebut memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan utama di sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan infrastruktur data center di kawasan Asia Tenggara.

Pandangan ini disampaikan oleh Nirupa Chander, Senior Vice President Secure Power & Data Center International Region Schneider Electric, dalam wawancara dengan jurnalis KOMPAS.com Galuh Putri Riyanto di Computex 2025 di Taipei, Taiwan.

"Ya, benar sekali sekarang Indonesia menjadi destinasi tertinggi untuk investasi global terkait data center di Asia Tenggara," kata Nirupa dengan nada meyakinkan kepada KompasTekno, ditemui di Taipei Nangang Exhibition Center Hall 1, Rabu (21/5/2025).

Menurut Nirupa, pertumbuhan cepat pengguna digital, komitmen pemerintah terhadap transformasi teknologi, hingga melonjaknya kebutuhan lokal terhadap layanan komputasi dan penyimpanan data, menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat strategis dalam peta AI dan data center global.

“Indonesia juga merupakan pasar yang sangat penting bagi Schneider. Negara ini sedang mengalami transformasi digital yang cepat. Kami percaya Indonesia akan memainkan peran besar di lanskap regional, bahkan global, untuk AI dan pusat data,” kata perempuan yang sudah lebih dari dua dekade berkarier di Schneider Electric itu.

Baca juga: Bos Schneider Ungkap Ironi AI, Boros Listrik tapi Bisa Jadi Solusi Hijau

Data center AI-ready dan tantangannya di Indonesia

Dalam ajang Computex 2025, yang digelar mulai hari ini, Selasa (20/5/2025), Schneider memprediksi, pada 2030, beban kerja AI akan menyumbang 255 gigawatt (GW) dari total kapasitas pusat data global, naik drastis dari 105 GW pada 2025 ini. KOMPAS.com/GALUH PUTRI RIYANTO Dalam ajang Computex 2025, yang digelar mulai hari ini, Selasa (20/5/2025), Schneider memprediksi, pada 2030, beban kerja AI akan menyumbang 255 gigawatt (GW) dari total kapasitas pusat data global, naik drastis dari 105 GW pada 2025 ini.
Nirupa menyebutkan, Schneider Electric sudah hadir di Indonesia selama lebih dari empat dekade, atau 40 tahun.

Perusahaan asal Perancis yang bergerak di bidang manajemen energi dan otomasi ini memiliki ribuan karyawan, fasilitas manufaktur, serta jaringan mitra dan pelanggan dari berbagai segmen, meliputi pemerintahan, infrastruktur, residensial, industri, dan masih banyak lainnya.

“Kami tidak hanya menjual solusi dari luar ke Indonesia. Kami juga membangun dari Indonesia, untuk Indonesia. Tim kami tumbuh bersama pelanggan dan mitra lokal,” ungkap Nirupa.

Baca juga: Schneider Electric Siapkan “Penurun Panas” untuk Data Center Pelayan AI

Schneider Electric juga mendukung adopsi teknologi efisiensi energi dan energi terbarukan di sektor industri, komersial, dan kini juga memperluas fokusnya ke data center berbasis AI.

Di tengah ledakan AI dan lonjakan adopsi AI seperti saat ini, Nirupa mengungkapkan bahwa permintaan akan pusat data yang AI-ready dan hemat energi semakin tinggi di Indonesia.

Berbagai sektor, mulai dari perbankan, e-commerce, logistik, startup, hingga universitas, membutuhkan infrastruktur komputasi yang tangguh, efisien, dan siap menangani beban kerja AI.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Schneider Electric menghadirkan solusi terintegrasi. Mulai dari desain modular data center, manajemen daya pintar, hingga teknologi liquid cooling (pendingin berbasis cairan) yang kini dianggap wajib untuk mendukung performa tinggi sekaligus efisiensi energi di era AI.

“Kami ingin menjadi mitra strategis untuk semua pelaku industri di Indonesia, baik untuk hyperscale data center maupun edge deployment di luar kota-kota besar,” jelas Nirupa.

Meski peluangnya besar, Nirupa juga mengakui bahwa pembangunan pusat data di Indonesia tidak lepas dari tantangan.

Beberapa yang paling utama antara lain adalah akses daya listrik yang stabil, ketersediaan lahan dengan infrastruktur yang memadai, serta kemampuan pendinginan untuk mendukung server AI yang makin haus daya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau