KOMPAS.com - Dalam era digital saat ini, intensitas penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, dan tablet semakin tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Meski memberikan kemudahan dalam beraktivitas, paparan cahaya biru (blue light) dari layar perangkat tersebut ternyata dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan kulit.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap cahaya biru berpotensi menyebabkan kulit tampak kusam, mempercepat munculnya flek hitam, hingga memicu tanda-tanda penuaan dini.
Selengkapnya berikut ini ulasan lebih lanjut mengenai penggunaan layar gadget terhadap kondisi kulit.
Baca juga: Opera Rilis Browser dengan Fitur Kesehatan Mental
Seiring meningkatnya penggunaan perangkat elektronik dalam kehidupan sehari-hari, para ahli mulai menyoroti dampak negatif paparan layar terhadap kesehatan kulit. Salah satu faktor utama yang menjadi perhatian adalah cahaya biru (blue light) yang dipancarkan dari layar ponsel, laptop, dan tablet.
Dilansir dari laman Only My Health dan merujuk pada studi yang dipublikasikan dalam Journal of Cosmetic Dermatology, paparan cahaya biru dalam jangka waktu panjang dapat memicu sejumlah permasalahan kulit.
Di antaranya adalah peningkatan pigmentasi, munculnya bintik hitam menyerupai freckles, hingga penuaan dini yang ditandai dengan garis halus dan kerutan.
Selain itu, cahaya biru juga dapat menyebabkan stres oksidatif, yakni kondisi di mana kulit terpapar radikal bebas secara berlebihan sehingga merusak sel-sel kulit.
Untuk meminimalisasi risiko tersebut, sejumlah langkah pencegahan dapat diterapkan. Salah satunya adalah dengan menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung antioksidan seperti vitamin C dan E, yang berfungsi melawan efek buruk radikal bebas.
Penggunaan filter layar atau pelindung khusus juga direkomendasikan guna mengurangi intensitas cahaya biru yang masuk ke kulit, terutama saat malam hari. Fitur “night mode” yang kini tersedia di sebagian besar perangkat juga disarankan untuk diaktifkan.
Kulit di sekitar mata termasuk area paling sensitif dan rentan terhadap dampak cahaya biru. Selain memicu kelelahan visual, paparan yang berlebihan dapat mempercepat munculnya garis halus di area tersebut.
Guna mengurangi ketegangan mata, para ahli menyarankan penerapan aturan 20-20-20, yakni mengalihkan pandangan setiap 20 menit selama 20 detik ke objek yang berjarak sekitar 6 meter.
Selain itu, penggunaan obat tetes mata dan menjaga hidrasi tubuh juga berkontribusi pada kesehatan mata dan kulit secara keseluruhan.
Menghindari penggunaan perangkat digital sepenuhnya tentu tidak realistis. Namun, pengguna dapat mulai menerapkan kebiasaan digital yang lebih sehat, seperti:
Meski tak terelakkan dalam kehidupan modern, penggunaan gadget yang berlebihan tetap perlu diimbangi dengan upaya menjaga kesehatan kulit.
Melalui penerapan gaya hidup digital yang lebih bijak dan pemilihan produk perawatan yang tepat, dampak negatif cahaya biru terhadap kulit dapat diminimalkan. Perawatan kulit di era digital kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.
Baca juga: Apa Itu Brain Rot dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.
Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.