KOMPAS.com - Selama beberapa waktu terakhir, nama Nvidia selalu identik dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Produsen kartu grafis (GPU) asal AS ini mencetak rekor demi rekor berkat tingginya permintaan GPU untuk pusat data (data center) dan AI.
Namun, ada yang berbeda di laporan keuangan kuartal pertama tahun fiskal 2026 (Q1 FY26). Kali ini, Nvidia justru mencetak rekor dari bisnis GPU gaming miliknya.
Dalam periode tiga bulanan yang berakhir pada April 2025 tersebut, pendapatan divisi gaming Nvidia melonjak hingga 3,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 61,98 triliun.
Angka ini mencerminkan kenaikan 42 persen dibanding tahun lalu dan 48 persen dari kuartal sebelumnya. Ini menjadi pertumbuhan tercepat yang dicapai segmen GPU gaming Nvidia dalam beberapa tahun terakhir.
Secara umum, sepanjang kuartal pertama tahun fiskal 2026, total pendapatan Nvidia menyentuh angka 44,1 miliar dollar AS (sekitar Rp 719,34 triliun).
Mayoritas atau sebanyak 39,1 miliar dollar AS (setara Rp 637,78 triliun) di antaranya berasal dari bisnis data center yang berbasis AI. Pendapatan ini naik 73 persen dari tahun lalu.
Jadi, walau membuat rekor, porsi pendapatan gaming di Nvidia masih relatif kecil, hanya 8,5 persen dari total pendapatan perusahaan.
Sebagai perbandingan, pada 2022, divisi gaming masih menyumbang 45 persen dari total pendapatan. Ini menjadi terakhir kalinya pendapatan bisnis gaming Nvidia melampaui bisnis data center dalam hal pendapatan.
Sejak saat itu, bisnis data center Nvidia makin melejit dan membukukan pendapatan yang besar, bahkan tertinggi untuk perusahaan yang dibangun oleh Jensen Huang dan kawan-kawannya pada 1993.
Penurunan bisnis GPU gaming Nvidia ini bukan karena industri game yang lesu, tapi karena AI telah berkembang jauh melampauinya.
Baca juga: Nvidia Rilis GPU H200 NVL, Gabungan Empat Chip AI H200 dalam Satu Modul
Lonjakan pendapatan GPU gaming Nvidia ini dilaporkan dipicu oleh peluncuran GPU generasi terbaru Nvidia berbasis arsitektur Blackwell.
GPU ini diklaim punya performa jauh lebih kencang, apalagi kalau dipakai bareng fitur, seperti DLSS dan Multi-Frame Generation yang bikin game terasa lebih mulus dan detailnya lebih tajam.
Ada faktor lain yang turut mendorong naiknya angka penjualan GPU gaming Nvidia, yakni makin banyak kartu grafis kelas konsumen (terutama seri RTX kelas atas) yang dialihfungsikan untuk digunakan dalam komputasi AI skala kecil.
Ini biasanya dilakukan oleh startup atau developer independen.
Fenomena ini diyakini turut mendongkrak angka penjualan GPU gaming Nvidia, seperti dihimpun KompasTekno dari Techspot, Rabu (4/6/2025)