Trump Kecewa Berat, Ogah Baikan dengan Elon Musk

Kompas.com - 08/06/2025, 16:03 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber BBC, ABC News

KOMPAS.com - Hubungan CEO perusahaan roket SpaceX, Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump makin panas, khususnya setelah keduanya terlibat debat di media sosial pada Kamis (5/6/2025) lalu.

Padahal, Trump dan Musk begitu akrab saat Trump aktif mempromosikan dirinya dalam kampanye sebelum pemilihan presiden AS tahun 2024 lalu.

Karena tak seakrab sebelumnya, Trump sampai menyebut Elon Musk "gila". Umpatan itu dilontarkan Trump saat berbincang dengan outlet media ABC News pada 6 Juni 2025 pagi waktu AS.

"Maksudmu pria yang sudah gila?" kata Trump saat ABC News bertanya tentang kabar yang menyebutkan bahwa dirinya merencanakan panggilan dengan Elon Musk. 

Baca juga: Kronologi Konflik Elon Musk dan Trump Menit ke Menit, dari Mundur hingga Kill Bill

Trump juga menegaskan, kini dirinya tidak begitu tertarik untuk berbicara dengan Elon Musk. Lebih lanjut presiden dari partai Republik ini berkata bahwa bos Tesla ingin mengobrol dengannya, tetapi dia belum bersedia.

Hal ini menunjukkan bagaimana emosi Trump terhadap salah satu orang terkaya di dunia tersebut. 

Menurut orang-orang yang berada di dekat Trump, kondisinya bahkan lebih dari sekadar marah, melainkan kecewa.

Salah satu pejabat senior juga menyebutkan, presiden AS ke-47 ini bahkan mempertimbangkan hibah atau menjual mobil Tesla merah yang pernah dibelinya demi mendukung Elon Musk.

Mobil listrik itu diparkir di West Executive Avenue, yaitu jalan tertutup di Washington yang difungsikan sebagai tempat parkir bagi staf di Kantor Eksekutif Presiden.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk saat berdiri di depan mobil Tesla merah, ketika berbicara kepada awak media di South Portico, Gedung Putih, Washington DC, 11 Maret 2025.AFP/MANDEL NGAN Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk saat berdiri di depan mobil Tesla merah, ketika berbicara kepada awak media di South Portico, Gedung Putih, Washington DC, 11 Maret 2025.

Ayah Elon Musk, Errol Musk, mendesak putranya untuk mengakhiri pertikaian dengan Trump.

"Saya belum mengobrol dengannya, tetapi sudah mengirimkan pesan dan berkata agar dia memastikan ini (perseteruan) berakhir," ujar Errol Musk kepada Al Arabiya English di ruang tunggu bandara Delhi. 

Errol Musk juga menilai bahwa sang presiden akan menjadi pemenang dalam perseteruan antara Trump vs Elon Musk. Sebab, Trump dipilih oleh mayoritas warga AS.

Donald Trump ogah baikan

Namun, walau ayah Elon Musk berharap pertikaian sang putra dengan orang nomor satu di AS berakhir, Trump memastikan hubungannya dengan bos SpaceX itu sudah tamat.

"Saya kira begitu," kata Trump kepada NBC News, saat ditanya apakah hubungannya dengan Musk sudah berakhir.

Trump juga menjawab "tidak" saat ditanya apakah dia ingin memperbaiki hubungan dengan Musk yang sudah renggang, dihimpun KompasTekno dari BBC.

Sebelum menjabat sebagai Presiden AS ke-27, Trump rutin bertemu dengan Musk dalam beberapa momen. Musk juga terlibat dalam sejumlah kampanye Trump dan aktif mendukung Trump di media sosialnya.

Sebagai "hadiah", Musk diberi kursi spesial di pemerintahan Trump sebagai kepala efisiensi pemerintah alias Department of Government Efficiency (DOGE) pada Januari 2025.

Namun, per 30 Mei 2025, Musk resmi mundur dari jabatan tersebut. Pada saat itu, Musk mengatakan bahwa ia tetap akan menjadi "teman" dan "penasihat" di pemerintahan Trump.

Meski demikian, setelah mundur dari kursi pemerintahan AS, hubungan antara Trump dan Musk mulai memburuk. 

Baca juga: Elon Musk Mundur dari Pemerintahan Trump, Ini Rutinitas Barunya

Perseteruan publik antara Trump dan Musk memanas pada pekan ini, dimulai setelah Musk mengkritik Rancangan Undang-Undang (RUU) "One Big Beautiful Bill" pada Selasa (3/6/2025).

RUU yang diajukan Trump kepada DPR AS pada 16 Mei 2025 ini mengubah sejumlah kebijakan dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi, sosial, lingkungan, hingga pertahanan.

RUU ini bisa disebut sebagai RUU rekonsiliasi karena dapat mengubah ketentuan terhadap pajak dan anggaran AS.

Namun, RUU ini menjadi kontroversi di AS karena dianggap dapat meningkatkan nilai defisit negara tersebut. Konflik antara keduanya lantas memuncak pada 5 Juni 2025. 

Kronologi lengkap perseteruan Trump dan Musk sejak 3 Juni 2025 dapat dilihat pada artikel "Kronologi Konflik Elon Musk dan Trump Menit ke Menit, dari Mundur hingga "Kill Bill"".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau