Nvidia Rilis DGX Spark, Superkomputer AI “Mini” dengan Kekuatan Tinggi

Kompas.com - 15/10/2025, 11:01 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan semikonduktor raksasa asal Amerika Serikat, Nvidia mengumumkan DGX Spark yang diklaim sebagai superkomputer AI terkecil di dunia, Selasa (14/10/2025).

Dengan DGX Spark, pengguna disebut bisa melatih dan menjalankan model AI canggih langsung di meja kerja, tanpa perlu menyewa server cloud, seperti Amazon Web Services atau Google Cloud.

Perangkat ini kecil secara ukuran, tapi punya kekuatan komputasi setara pusat data (data center).

Pasalnya, dengan ukuran perangkat hanya 15 x 15 x 5 cm dan memiliki bobot sekitar 1,2 kilogram (mirip Apple Mac Mini yang berukuran 12,7 x 12,7 x 5 cm), Nvidia DGX Spark mampu menjalankan model AI besar dengan hingga 200 miliar parameter.

Baca juga: Perang Chip Global, China Balas AS dengan Menyeret Nvidia dan Qualcomm

Jumlah yang biasanya hanya bisa ditangani oleh infrastruktur server di pusat data berskala besar.

Dengan kata lain, DGX Spark bisa dibilang sebagai “AI workstation pribadi”, sebuah superkomputer mini untuk para peneliti, pengembang, dan mahasiswa yang ingin bereksperimen dengan kecerdasan buatan tingkat lanjut tanpa harus punya akses ke pusat data mahal.

Spesifikasi Nvidia DGX Spark

Nvidia mengumumkan DGX Spark yang diklaim sebagai superkomputer AI terkecil di dunia. Nvidia Nvidia mengumumkan DGX Spark yang diklaim sebagai superkomputer AI terkecil di dunia.

Secara teknis, DGX Spark membawa performa kelas data center ke dalam perangkat sekecil komputer meja.

Perangkat ini dilengkapi dengan chip Grace Blackwell Superchip GB10, prosesor gabungan CPU dan GPU terbaru buatan Nvidia yang dirancang khusus untuk kecerdasan buatan.

Dari sisi performa, DGX Spark mampu melakukan hingga 1 petaflop komputasi, atau sekitar 1.000 triliun operasi per detik. Angka ini dulu hanya bisa dicapai superkomputer skala besar di pusat riset.

Selain itu, perangkat ini memiliki memori terpadu (unified memory) sebesar 128 GB. Ini digunakan bersama antara CPU dan GPU untuk mempercepat pemrosesan data tanpa hambatan.

Baca juga: Bukan Pekerja Kantoran, Ini Profesi yang Paling Dibutuhkan di Era AI Menurut CEO Nvidia

Untuk penyimpanan, DGX Spark menyediakan ruang hingga 4 TB SSD NVMe, cukup besar untuk menampung model bahasa besar atau data pelatihan AI dalam jumlah besar.

Di sektor konektivitas, Nvidia menyematkan jaringan Ethernet 200 gigabit per detik (Gb/s) serta teknologi NVLink-C2C, yang memiliki bandwidth lima kali lebih besar dibanding PCIe Gen 5. Dengan ini, pertukaran data antar-komponen bisa berlangsung sangat cepat.

Untuk sistem operasi, Spark menggunakan DGX OS, yaitu turunan dari Ubuntu Linux yang sudah dioptimalkan untuk GPU. Sistem ini dilengkapi dengan CUDA library dan Nvidia NIM microservices agar siap digunakan untuk riset atau eksperimen AI.

Yang menarik, semua performa itu hanya membutuhkan daya 240 watt alias cukup untuk dicolok ke stopkontak rumah biasa, tanpa perlu sistem kelistrikan rumit seperti server AI di pusat data.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau