Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Portugis di Kampung Tugu, Ada Gereja Berusia Lebih dari 2 Abad

Kompas.com - 27/09/2023, 18:59 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penduduk Portugis di Kampung Tugu, Jakarta Utara, atau lebih dikenal dengan sebutan "orang tugu" sudah tinggal di daerah Batavia sejak lebih dari 300 tahun yang lalu.

Orang tugu ini dulunya merupakan tentara berkewarganegaraan Portugis yang diasingkan ke Batavia usai Belanda berhasil merebut kekuasaan Portugis di kawasan Malaka sekitar tahun 1648.

Baca juga: 

"Pendahulu di Kampung Portugis ini tidak murni keturunan Portugis, tapi budak-budak tentara Belanda yang diambil dari Bengal, Malabar, dan India," kata pemandu Wisata Kreatif Jakarta, Yuli saat tur wisata jalan kaki rute Kampung Portugis, Rabu (27/9/2023).

Maka dari itu, kata Yuli, nenek moyang orang tugu bukanlah orang Portugis, melainkan orang India yang berkewarganegaraan Portugis.

Yuli menuturkan, hingga saat ini belum ada literatur lengkap yang menjelaskan bagaimana seorang keturunan India pada saat itu bisa menyandang identitas kewarganegaraan Portugis.

Jika datang ke Kampung Tugu, kamu akan melihat beberapa jejak sejarah Portugis yang masih terawat hingga saat ini.

Baca juga:

Jejak sejarah Portugis di Kampung Tugu

Bukti sejarah hadirnya orang Portugis salah satunya bisa dilihat di pusat kegiatan orang tugu, yakni di Jalan Raya Tugu Semper Barat Nomor 20, Cilincing,  Jakarta Utara.

Di tempat ini, terdapat makam orang tugu dan Gereja Tugu yang menurut sejarahnya sudah didirikan pertama kali pada tahun 1676 hingga 1678.

Posisi makam berada tepat di sebelah Gereja Tugu, dan makam ini hanya dikhususkan untuk area pemakaman orang Portugis.

Makam orang Portugis

Makam pendeta, sebagai makam tertua di Kampung Tugu, Jakarta Utara, Rabu(27/9/2023).Kompas.com/Suci Wulandari Putri Makam pendeta, sebagai makam tertua di Kampung Tugu, Jakarta Utara, Rabu(27/9/2023).

Menurut penjelasan Yuli, jauh sebelum pemakaman ini ada, jika ada orang Portugis yang meninggal dunia, orang-orang harus jalan kaki memakamkan jenazah ke lokasi yang jarak tempuhnya memerlukan waktu sekitar tiga hari kalau cuaca cerah.

"Kalau cuacanya tidak hujan, butuh waktu sekitar tiga hari. Sementara kalau hujan, butuh waktu sekitar tujuh sampai 10 hari perjalanan," kata Yuli.

Mengingat cara tersebut tidak efisien maka proses pemakaman orang Portugis pada saat itu diberi dua pilihan.

Di antaranya jenazah dimakamkan di samping gereja, atau pilihan lainnya jenazah dimakamkan di samping rumah duka.

Halaman:


Terkini Lainnya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Travelpedia
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
Travel News
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Travel News
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
BrandzView
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Travel News
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau