Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pepy Afrilian
Dosen

Pepy Afrilian seorang akademisi dan peneliti yang berdedikasi dalam bidang pariwisa. Setelah menyelesaikan pendidikan S2 di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti (STP Trisakti), Pepy melanjutkan perjalanan akademiknya sebagai calon kandidat doktoral di Ural Federal University, Rusia. Di sana, Pepy meneliti berbagai aspek pariwisata, khususnya bagaimana industri ini mempengaruhi ekonomi sosial dan lingkungan.

Menyambut Era Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia

Kompas.com - 17/10/2024, 13:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA sebagai negara yang dianugrahi 18.000 pulau menjadikannya sebagai negara kepulauan yang kaya akan keindahan alam sebagai potensi pariwisata.

Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki keunikan tersendiri yang mampu menarik hati wisatawan lokal maupun mancanegara.

Sejarah panjang interaksi antara berbagai suku dan bangsa serta letak strategis jalur perdagangan utama membentuk Indonesia dengan warisan budaya, agama dan bahasa yang beragam dan menempatkan Indonesia berada di posisi strategis untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

Pada hakikatnya, pariwisata di Indonesia bukan hanya soal “menjual” destinasi, tetapi juga merupakan simbol keberagaman dan upaya menjaga kelestarian lingkungan serta budaya.

Kepada yang Terhormat Menteri Pariwisata siapa pun yang terpilih dalam pemerintahan mendatang, penting rasanya untuk menyadari pariwisata kini bukan hanya berbicara keindahan semata, tetapi juga sebagai sektor penggerak ekonomi kemasyarakatan.

Kini, di depan mata dihadapkan banyak tantangan. Perubahan paradigma kunci keberhasilan pariwisata, bukan sekadar mengejar jumlah kedatangan.

Sesungguhnya salah satu tantangan besar yang dihadapi pariwisata masa depan adalah manajemen destinasi untuk menjaga Indonesia dari over-tourism. Kasus yang populer seperti Bali ditemukan data telah menimbulkan polusi dan kerusakan ekosistem.

Studi dari UNWTO (2021) menunjukkan bahwa pariwisata berkelanjutan harus seimbang antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Untuk itu, kebijakan tegas dan implementasi konsisten sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih parah dan memastikan bahwa pariwisata justru menjadi alat untuk konservasi alam.

Kementerian Pariwisata tidak bisa bekerja sendiri. Kerja sama lintas kementerian bukan pilihan, melainkan kebutuhan mutlak. Tanpa dukungan dari kementerian lain, pariwisata hanya akan menjadi industri jangka pendek yang penuh risiko.

Tugas kedepannya bukan hanya sekadar menjual mimpi, tetapi membentuk ekosistem pariwisata mandiri dan berdaya saing, yang mencerminkan visi keberlanjutan.

Kualitas sumber daya manusia dalam sektor pariwisata juga merupakan tantangan besar. Berdasarkan teori human capital dari Becker, peningkatan keterampilan SDM memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sayangnya, banyak pekerja di sektor ini, terutama di daerah-daerah terpencil, belum mendapatkan pelatihan layak.

Maka, prioritas menteri pariwisata masa depan haruslah meningkatkan keterampilan dan profesionalisme tenaga kerja agar standar pelayanan di destinasi wisata Indonesia dapat bersaing di tingkat global.

Pariwisata yang inklusif adalah salah satu kunci keberlanjutan. Masyarakat lokal harus menjadi bagian integral dari rantai nilai pariwisata, bukan hanya sebagai penonton.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau