INDONESIA sebagai negara yang dianugrahi 18.000 pulau menjadikannya sebagai negara kepulauan yang kaya akan keindahan alam sebagai potensi pariwisata.
Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki keunikan tersendiri yang mampu menarik hati wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sejarah panjang interaksi antara berbagai suku dan bangsa serta letak strategis jalur perdagangan utama membentuk Indonesia dengan warisan budaya, agama dan bahasa yang beragam dan menempatkan Indonesia berada di posisi strategis untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan.
Pada hakikatnya, pariwisata di Indonesia bukan hanya soal “menjual” destinasi, tetapi juga merupakan simbol keberagaman dan upaya menjaga kelestarian lingkungan serta budaya.
Kepada yang Terhormat Menteri Pariwisata siapa pun yang terpilih dalam pemerintahan mendatang, penting rasanya untuk menyadari pariwisata kini bukan hanya berbicara keindahan semata, tetapi juga sebagai sektor penggerak ekonomi kemasyarakatan.
Kini, di depan mata dihadapkan banyak tantangan. Perubahan paradigma kunci keberhasilan pariwisata, bukan sekadar mengejar jumlah kedatangan.
Sesungguhnya salah satu tantangan besar yang dihadapi pariwisata masa depan adalah manajemen destinasi untuk menjaga Indonesia dari over-tourism. Kasus yang populer seperti Bali ditemukan data telah menimbulkan polusi dan kerusakan ekosistem.
Studi dari UNWTO (2021) menunjukkan bahwa pariwisata berkelanjutan harus seimbang antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Untuk itu, kebijakan tegas dan implementasi konsisten sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih parah dan memastikan bahwa pariwisata justru menjadi alat untuk konservasi alam.
Kementerian Pariwisata tidak bisa bekerja sendiri. Kerja sama lintas kementerian bukan pilihan, melainkan kebutuhan mutlak. Tanpa dukungan dari kementerian lain, pariwisata hanya akan menjadi industri jangka pendek yang penuh risiko.
Tugas kedepannya bukan hanya sekadar menjual mimpi, tetapi membentuk ekosistem pariwisata mandiri dan berdaya saing, yang mencerminkan visi keberlanjutan.
Kualitas sumber daya manusia dalam sektor pariwisata juga merupakan tantangan besar. Berdasarkan teori human capital dari Becker, peningkatan keterampilan SDM memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sayangnya, banyak pekerja di sektor ini, terutama di daerah-daerah terpencil, belum mendapatkan pelatihan layak.
Maka, prioritas menteri pariwisata masa depan haruslah meningkatkan keterampilan dan profesionalisme tenaga kerja agar standar pelayanan di destinasi wisata Indonesia dapat bersaing di tingkat global.
Pariwisata yang inklusif adalah salah satu kunci keberlanjutan. Masyarakat lokal harus menjadi bagian integral dari rantai nilai pariwisata, bukan hanya sebagai penonton.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya