Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ruang Pengamanan Super Ketat di Museum Bank Mandiri, Berat Pintunya 6 Ton 

Kompas.com - 27/08/2025, 19:12 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum Bank Mandiri cocok disambangi oleh turis yang tertarik dengan perkembangan perbankan sejak zaman kolonial Belanda.

Berbeda dari bank yang ditemui saat ini, operasional bank pada zaman dahulu masih manual. Mulai dari pencatatan, penghitungan uang, hingga penyimpanan uang.

Meskipun jauh dari teknologi digital, tetapi sistem keamanan penyimpanan uang pada masa itu super ketat pada saat itu.

Pintu ruangan tempat penyimpanan barang berharga hingga emas pun dibuat sekokoh mungkin. Berat pintunya bahkan mencapai lima sampai enam ton.

Tempat penyimpanan barang berharga pada zaman dahulu di Museum Bank Mandiri disebut dengan kluis.

Baca juga:

Pintu kluis dengan berat mencapai 6 ton di Museum Bank Mandiri, Jakarta Barat, Rabu (27/8/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Pintu kluis dengan berat mencapai 6 ton di Museum Bank Mandiri, Jakarta Barat, Rabu (27/8/2025).
"Kluis memiliki keistimewaan tersendiri karena bukan hanya tempat penyimpanan biasa, melainkan dilengkapi dengan pintu baja yang besar, kuat, kokoh, pegangan pintu yang besar dari kuningan, kenop, kunci kombinasi dan ditempatkan dalam suatu ruang khusus yang tidak mudah dilalui," dikutip dari papan informasi yang tertera di Museum Bank Mandiri, Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu (27/8/2025).

Dahulu, sebuah bank tanpa ruang kluis dianggap kurang meyakinkan bagi nasabah.

Namun, pada awal perbankan masa kolonial, kluis belum menjadi perlengkapan standar. Sebelumnya, uang dan barang-barang berharga disimpan dalam tempat uang dan kotak khusus yang kuat, tetapi dengan keamanan yang tidak memadai.

Baca juga: Melihat Sejarah BJ Habibie di Museum Bank Mandiri

Bahkan, kasir bank tempo dulu merantai tempat uang tersebut pada kakinya saat tidur agar kotak uang tidak hilang dicuri.

Nederlandsche Hande Maatschappij (NHM) yang kini menjadi Museum Bank Mandiri, mulai membangun kluis pada tahun 1929. Pada saat itu, kluis yang dibangun berfungsi sebagai produk jasa Safe Deposit Box (SDB) bagi nasabahnya.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, SDB Ini serupa loker-loker penitipan barang. Dahulu difungsikan untuk menyimpan barang-barang berharga seperti sertifikat, dan dokumen penting lainnya.

Setiap SDB ini punya dua buah kunci, satu kunci dipegang oleh pihak bank, dan satu kunci lainnya dipegang oleh pihak nasabah. 

Baca juga: Mengenang BJ Habibie di Ruang Sejarah Museum Bank Mandiri

Rak Safe Deposit Box (SDB), tempat menyimpan barang berharga pada zaman dahulu, di Museum Bank Mandiri, Jakarta Barat, Rabu (27/8/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Rak Safe Deposit Box (SDB), tempat menyimpan barang berharga pada zaman dahulu, di Museum Bank Mandiri, Jakarta Barat, Rabu (27/8/2025).
Sehingga, untuk membuka loker SDB harus dilakukan kedua belah pihak untuk mengantisipasi pencurian dan pemalsuan barang milik nasabah.

Masih berada di ruangan yang sama dengan SDB, terdapat ruangan penyimpanan tumpukkan emas. Ruangan ini juga dilapisi pintu dengan sistem keamanan yang sudah dimodifikasi.

Ruangan penyimpanan emas ini cukup kecil, tetapi lapisan pintu untuk menuju ke ruangan tersebut dikunci ketat pada zaman dahulu. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau