KOMPAS.com - Ada benda yang sehari-hari kita bawa dan aman-aman saja, tetapi merupakan benda berbahaya di pesawat. Benda itu adalah baterai lithium-ion.
Hampir setiap penumpang pesawat saat ini membawa baterai lithium-ion ketika naik pesawat, baik di ponsel, laptop, powerbank, maupun rokok elektrik.
Meski umum digunakan sehari-hari, baterai ini menyimpan risiko besar jika terjadi kegagalan fungsi.
Baca juga: Jepang Imbau Pelancong Simpan Powerbank di Tempat Terjangkau demi Keselamatan
Tes yang dilakukan Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) menunjukkan kebakaran akibat baterai lithium-ion bisa berakibat fatal di dalam kabin pesawat.
Bulan lalu, penerbangan Delta Air Lines 1334 dari Atlanta ke Fort Lauderdale terpaksa dialihkan ke Fort Meyers setelah sebuah powerbank di dalam tas penumpang terbakar dan mengeluarkan asap serta api. Sebanyak 191 penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat.
Insiden ini bukan kasus tunggal. Data FAA menunjukkan laporan kebakaran baterai lithium-ion di pesawat maupun bandara kini mencapai rata-rata dua kejadian per minggu.
Menurut Robert Ochs, Manajer Fire Safety Branch FAA, baterai bisa mengalami thermal runaway.
Kondisi ini terjadi ketika baterai memanas hingga struktur internalnya gagal, memicu percikan api, semburan elektrolit cair, asap, hingga gas beracun.
Dalam demonstrasi yang dilakukan FAA, sebuah powerbank dipanaskan hingga 300 derajat. Hasilnya, api dan asap langsung menyebar, membakar kursi sekitar, dan sulit dipadamkan.
FAA merekomendasikan langkah cepat jika kebakaran baterai terjadi:
Baca juga: 4 Aturan Bawa Powerbank di Pesawat yang Berlaku di Indonesia, Apa Saja?
Selain itu, penumpang diimbau segera melapor kepada awak kabin jika perangkat terasa terlalu panas atau terselip di kursi. Jangan mengoperasikan kursi, karena tekanan mekanis bisa memicu kebakaran.
Baterai lithium-ion memang ada di berbagai perangkat elektronik. Namun, satu yang jadi perhatian adalah powerbank.
Karena sering menjadi penyebab insiden, powerbank dilarang dimasukkan ke bagasi tercatat (checked baggage). Beberapa maskapai dan negara juga menetapkan aturan tambahan:
Jeff Marootian, Presiden UL Standards and Engagement, menekankan bahwa kesadaran penumpang sangat penting.
Meski kebakaran baterai masih jarang, jumlah kasus meningkat seiring semakin banyaknya perangkat elektronik dibawa ke pesawat, rata-rata empat perangkat per penumpang.
Baca juga: Powerbank Terbakar di Pesawat KLM, Kabin Dipenuhi Asap Penumpang Panik
“Baterai lithium-ion yang terbakar di darat sudah berbahaya, apalagi di pesawat. Itu bisa menjadi bencana,” tegasnya.
Penumpang juga disarankan menghindari perangkat murah tanpa standar keamanan, karena berisiko memiliki cacat tersembunyi yang bisa memicu kebakaran.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini