KOMPAS.com - Forum Sinologi Indonesia (FSI) dan Universitas Pelita Harapan (UPH) menggelar seminar bertajuk "Soft Power RRT yang Sedang Bangkit dan Dampaknya di Asia Tenggara di Bidang Pendidikan dan Budaya" pada 5 November 2024 di Jakarta.
Seminar menghadirkan beberapa pembicara yakni, Prof. Leo Suryadinata (Visiting Senior Fellow ISEAS Yusif Ishak Institute, Singapura), Prof. Edwin Tambunan (Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPH), Muhammad Farid (Dosen Prodi Hubungan Internasional President University dan Sekretrais FSI) dengan moderator Johanes Herlijanto (Dosen Magister Ilmu Komunikasi UPH dan Ketua FSI).
Dalam pembukaan, Prof. Edwin Tambunan mengatakan, mencermati soft power China menjadi penting mengingat China tidak hanya dikenal sebagai kekuatan militer, tetapi juga sebagai kekuatan budaya yang berpengaruh.
"Kita semua tahu dalam beberapa dekade terakhir, diskusi tentang China seringkali terfokus pada aspek appawa seperti kekuatan militer, kepentingan geopolitik, ambisi, teknologi untuk menunjukkan dominasi dan hegemoni," ungkap Prof. Edwin.
"Namun dibalik semua itu, ternyata China juga aktif membangun pengaruh yang lebih halus," tegasnya.
"Soft power ini memberi kita perspektif baru yang memungkinkan kita memahami bagaimana China bukan hanya sekedar kekuatan ekonomi atau militer, tetapi juga sebagai kekuatan budaya dan nilainya," lanjut Prof. Edwin.
Bisnis perdagangan, budaya, dan pendidikan menjadi soft power di mana China menunjukkan kemajuan dalam teknologi dan inovasi.
"Diskusi ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang bagaimana soft power membentuk persepsi dunia terhadap Tiongkok dan dampaknya di Asia Tenggara, khususnya dalam pendidikan dan budaya," ungkap Prof. Edwin.
Prof. Edwin melanjutkan, dengan mengangkat topik ini diharapkan akan memperdalam pemahaman tentang bagaimana soft power China bekerja dalam membentuk persepsi dunia. "China telah berhasil menggunakan soft power ini untuk membangun pengaruhnya secara global," ujarnya.
Baca juga: Mabes AU Gelar Seminar Nasional, Bahas Perkembangan Teknologi Militer Masa Kini
Dalam kesempatan sama, Ketua FSI, Johanes Herlijanto menyampaikankan apresiasi kepada Prof. Leo Suryadinata yang telah menyempatkan waktu berbagi pandangan dan perspektifnya mengenai kebangkitan soft power China.
Pembahasan ini menjadi topik utama kumpulan tulisan dalam buku yang diedit Prof. Leo Suryadinata bertajuk "Rising China's Soft Power ini Southeast Asia: Impact on Education and Popular Culture".