Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Gizi IPB Peringatkan Batas Konsumsi Gula Harian Anak dan Remaja

Kompas.com - 08/09/2025, 11:15 WIB
Melvina Tionardus,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Gizi IPB University, Prof Hardinsyah menyoroti isu anak dan remaja di Indonesia kian mengonsumsi gula berlebihan.

Prof Hardinsyah menyebut pola konsumsi makanan manis saat ini cenderung meningkat, terutama di daerah perkotaan.

“Di kota, makanan manis semakin mudah dijumpai, baik tradisional maupun modern. Ditambah banyak orangtua bekerja sehingga anak lebih bergantung pada pangan di luar rumah,” ujar Prof Hardinsyah, dikutip dari situs resmi IPB University, Senin (8/9/2025).

Selain minuman manis atau bekal, anak-anak sering kali mengonsumsi gula dari makanan sehari-hari dan jajanan sekolah.

Baca juga: Tips Dapat Beasiswa di IPB University

Tanpa disadari gula terdapat pula dalam kecap, saus, sambal, maupun berbagai kue manis.

Batas konsumi gula

Prof Hardinsyah mengingatkan, batas konsumsi gula harian yang dianjurkan Kementerian Kesehatan ialah tidak lebih dari 50 gram atau setara 4–5 sendok makan per hari untuk orang dewasa.

“Kalau anak sekolah tentu lebih rendah, sekitar 3–4 sendok makan. Jika berlebihan, risiko obesitas dan diabetes meningkat,” jelasnya.

Konsumsi gula berlebih dapat berakibat kadar gula darah tinggi. Jika tidak terkendali dapat memicu prediabetes hingga diabetes.

Gula yang berlebih juga dapat berubah menjadi lemak tubuh dan menyebabkan obesitas.

“Gemuk karena lemak, bukan otot, sangat berbahaya karena menumpuk di organ vital seperti jantung, paru hingga ginjal,” tambahnya.

Ilustrasi makanan manis. itakdalee Ilustrasi makanan manis.

Peran keluarga dan sekolah

Prof Hardinsyah berpendapat lingkungan sekolah juga menjadi faktor karena kerap menyediakan jajanan tinggi gula.

Oleh karena itu, peran keluarga dan sekolah sangat penting dalam mengendalikan pola makan anak. Ia menilai program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) strategis untuk mengurangi kebiasaan jajan.

Baca juga: Cerita Sahara, Usia 15 Tahun Masuk IPB University Jalur SNBP

“Kalau anak terbiasa membawa bekal sehat bersama-sama, mereka akan lebih termotivasi,” kata Prof Hardiansyah.

Lebih lanjut, masyarakat pun perlu meningkatkan ilmu pengetahuan tentang gizi dengan membiasakan diri membaca kandungan bahan pada label kemasan.

“Banyak orang belum memahami bahwa keterangan gizi di label sering ditulis per sajian, bukan per kemasan. Jadi harus teliti agar tidak salah menghitung,” ucapnya.

Baca juga: 5 Kebiasaan Penting Agar Sukses di Bangku Kuliah Versi Konselor IPB

Prof Hardinsyah menyarankan masyarakat untuk selalu mengingat prinsip GGL (Gula, Garam, Lemak) yang dibatasi sesuai anjuran kesehatan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau