KOMPAS.com - Dua peneliti India, Vikash Kumar (42) dan Sarthak Mittal (29) meraih penghargaan Ig Nobel setelah meneliti tentang bau pada sepatu.
Bau pada sepatu yang digunakan manusia telah menjadi rahasia umum. Bayangkan jika setiap rumah setidaknya memiliki satu sepatu, baunya bisa menjadi polusi udara universal.
Vikash dan Sarthak mampu melihat peristiwa sehari-hari ini sebagai masalah sains. Mereka mempelajari bagaimana sepatu berbau busuk membentuk pengalaman kita menggunakan rak sepatu.
Sebagai informasi Ig Nobel Prize merupakan sebuah penghargaan yang bersifat sarkastis untuk penelitian ilmiah yang konyol tetapi inventif.
Baca juga: Kisah Anthony, Mahasiswa ITB Lakukan Penelitian Bersama Penerima Nobel Kimia
Vikash Kumar adalah asisten profesor desain di Universitas Shiv Nadar di luar Delhi yang pernah mengajar Sarthak Mittal selama masa kuliahnya.
Mittal mengatakan ia sering memperhatikan koridor asramanya dipenuhi sepatu. Ide awalnya sederhana ia memikirkan mengapa tidak merancang rak sepatu yang ramping dan estetis untuk mahasiswa?
Namun setelah mereka menggali lebih dalam, penyebab sebenarnya terungkap. Bukan karena berantakan, melainkan bau busuk mendorong sepatu-sepatu itu keluar dari kamar.
"Bukan masalah ruang atau kurangnya rak sepatu, ruangnya cukup luas. Masalahnya adalah seringnya berkeringat dan penggunaan sepatu yang terus-menerus sehingga bau," kata Sarthak Mittal, dikutip dari BBC, Selasa (30/9/2025).
Akhirnya mereka memulai survei di asrama universitas dengan mengajukan pertanyaan: jika sepatu kets kita bau, bukankah itu merusak seluruh pengalaman menggunakan rak sepatu?
Baca juga: 10 Universitas Top Dunia Peraih Nobel Terbanyak, Siapa Nomor Satu?
Ilustrasi sepatu.Survei dilakukan terhadap 149 mahasiswa. 80 persen responden bergender lak-laki. Lebih dari setengah jumlah responden mengonfirmasi merasa malu dengan sepatu mereka sendiri atau bau sepatu orang lain.
Hampir semuanya menyimpan alas kaki mereka pada rak di rumah dan hampir tidak ada yang pernah mendengar tentang produk penghilang bau.
Trik rumahan seperti menaruh kantong teh di dalam sepatu, menaburkan soda kue, menyemprotkan deodoran tidaklah berhasil.
Dari penelitian yang ada sebelumnya disebutkan penyebab bau tersebut adalah Kytococcus sedentarius, bakteri yang berkembang biak di sepatu yang berkeringat.
Eksperimen Vikash dan Sarthak menunjukkan bahwa paparan singkat sinar ultraviolet dapat membunuh mikroba tersebut dan menghilangkan bau busuk.
Penghargaan ini bukan tentang sertifikasi penelitian, melainkan merayakan sisi menyenangkan dari sains.
Baca juga: Elon Musk-CEO Nvidia Sarankan Belajar Fisika-Matematika, Wamen Stella Temui Peraih Nobel Carl Wieman
Sebagian besar penelitian adalah pekerjaan tanpa pamrih yang dilakukan dengan penuh semangat dan ini juga merupakan cara untuk mempopulerkannya.
"Tanpa disadari, hal ini membebani kami - kami sekarang harus melakukan lebih banyak riset tentang hal-hal yang biasanya tidak dipikirkan orang. Ajukan pertanyaan," kata Vikash Kumar.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang