BEIJING, KOMPAS.com - Ayah dari seorang pembangkang China yang ditahan di Korea Selatan mengatakan bahwa putranya akan mati jika dia dikirim kembali ke China.
Pria yang disebut pembangkang itu melarikan diri dari China dengan jetski dalam perjalanan yang membahayakan nyawanya pada bulan Agustus lalu.
Pengadilan di Korea Selatan akan memutuskan nasib Kwon Pyong pada Kamis (23/11/2023), yang didakwa melanggar undang-undang pengawasan imigrasi.
Baca juga: China Dilaporkan Tutup Ratusan Masjid di Wilayah Utara
Kwon, 35 tahun, mengaku bersalah dan meminta keringanan hukuman karena jaksa penuntut meminta hukuman dua setengah tahun, yang menurut para ahli sangat keras.
Dalam komentar publik pertama dari keluarga Kwon, ayahnya, Quan He, mengatakan kepada Guardian bahwa putranya adalah anak muda dan dia menginginkan kebebasan.
"Saya sangat berharap pemerintah Korea dapat memberinya jalan untuk hidup," ujarnya.
Kwon telah ditahan di pusat penahanan Incheon sejak dia terdampar di pantai Korea pada malam 16 Agustus.
Sebagai seorang pembangkang yang sebelumnya pernah dipenjara di China karena mengkritik Xi Jinping, pemimpin China, kasusnya dapat memperkeruh hubungan yang sudah tegang antara Beijing dan Seoul.
Kwon berada di jetski selama 16 jam melintasi ombak berbahaya sejauh 186 mil (300 km) antara rumah resminya dan rumah leluhurnya.
Kwon Pyong lahir sebagai Quan Ping dari orang tua etnis Korea pada tahun 1988 di Prefektur Otonomi Korea Yanbian, di provinsi Jilin, timur laut China.
Baca juga: 27 ABK Asal Indonesia Ditangkap di Zhejiang China, Ini Penyebabnya
Saat dewasa, dia lebih suka menggunakan versi Korea dari namanya, Kwon, daripada versi Cina yang digunakan oleh ayahnya, Quan.
Quan menggambarkan putranya sebagai orang yang jujur dan tulus, dengan mulai secara terbuka mempertanyakan pemerintahan satu partai dari partai Komunis China setelah belajar di AS.
Kwon belajar teknik kedirgantaraan di Iowa State University, lulus pada tahun 2012. Di sana, selain belajar tentang mekanika penerbangan dan tenaga angin, ia juga mengagumi pemilihan demokratis Barack Obama sebagai presiden di blog pribadinya.
Baca juga: ABK Asal Indonesia Ditangkap di China, Keluarga Hilang Kontak
Sekembalinya ke China, Kwon memiliki banyak keluhan tentang sistem di negaranya.
Pada bulan Oktober 2016, ia berurusan dengan pihak berwenang untuk pertama kalinya setelah memposting foto dirinya di X (saat itu Twitter), mengenakan kaos bertuliskan "#Xitler" dan nama-nama lain yang menghina Xi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini