Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Jepang Fumio Kishida Akan Mundur Usai Terjerat Berbagai Skandal Politik

Kompas.com - 14/08/2024, 11:11 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

TOKYO, KOMPAS.com - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan mengundurkan diri pada September 2024. Selama tiga tahun memerintah, masa jabatannya diganggu dengan berbagai skandal politik.

"Saya akan terus melakukan semua yang saya bisa sebagai perdana menteri hingga akhir masa jabatan saya pada September," kata Kishida dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada Rabu (14/8/2024), dikutip dari Reuters.

Pengunduran dirinya juga berarti dia tidak dapat mencalonkan diri lagi sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP).

Baca juga: PM Jepang Ingin Nagasaki Jadi Tempat Terakhir yang Kena Bom Atom

Keputusannya untuk mengundurkan diri memicu persaingan untuk menggantikannya sebagai bos partai, yang sekaligus akan menjadi PM Jepang.

Dukungan publik untuk Kishida menurun drastis setelah terungkapnya hubungan partai dengan Gereja Unifikasi yang kontroversial. Baru-baru ini, juga terkuak sumbangan politik yang tidak tercatat saat pesta penggalangan dana LDP.

"Dia sudah seperti orang mati yang berjalan cukup lama," ujar Michael Cucek, profesor spesialis politik Jepang di Temple University Tokyo.

"Tidak ada cara untuk membuanya bisa terpilih kembali," tambahnya.

Baca juga:

Penerus pilihan LDP harus menyatukan faksi-faksi yang terpecah, mengatasi kemungkinan kenaikan biaya hidup, meningkatnya ketegangan geopolitik dengan China, dan potensi kembalinya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat tahun depan.

Sebagai pemimpin pascaperang terlama kedelapan di Jepang, Kishida memimpin "Negeri Sakura" keluar dari pandemi Covid-19 dengan pengeluaran stimulus besar-besaran.

Namun, penunjukan Kazuo Ueda—akademisi yang bertugas mengakhiri stimulus moneter radikal pendahulunya—untuk mengepalai Bank of Japan (BOJ) menjadi bumerang untuk Kishida.

BOJ pada Juli 2024 secara tak terduga menaikkan suku bunga karena inflasi meningkat, berujung ketidakstabilan pasar saham dan membuat yen turun tajam.

Baca juga: Mantan PM Jepang Terang-terangan Dukung Kemerdekaan Taiwan

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau