Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Perancis Ini Biasa Tidur dengan Buaya dan Punya Hewan Berbahaya Lainnya

Kompas.com - 24/11/2024, 18:20 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Pria di Perancis, Philippe Gillet (72) biasa tidur dengan buaya. Bahkan dia juga memiliki hewan berbahaya lainnya di sebuah bangunan.

Dikutip dari AFP pada Minggu (24/11/2024), bangunannya di Perancis bagian barat itu juga merupakan rumah bagi ular berbisa Gabon, ular kobra, ular piton, kura-kura buaya yang dapat menggigit jari, tarantula, dan kalajengking.

Ketika seseorang yang tidak dikenal memasuki ruang tamu Gillet, Gator, buaya sepanjang dua meter menggeram dari bawah meja.

Baca juga: Cassius, Buaya Penangkaran Terbesar di Dunia Mati pada Usia 110

"Tenanglah," kata Gillet dan Gator kembali tidur di dekat Alli, buaya lain yang sedang tertidur.

"Ketika ada badai, dia tidur di tempat tidurku. "Orang-orang mengira aku gila," tutur Gillet.

Diketahui, kebun binatangnya itu berisi 400 hewan. Bahkan Gillet juga pernah terkenal karena banyak video yang menceritakan kisah dia bersama hewan-hewan tersebut.

Sebelumnya, Gillet tinggal di Afrika selama 20 tahun, bekerja sebagai pemandu berburu. Ia mengatakan, sering menangkap buaya di sana untuk menjauhkan dari desa-desa.

Kembali di Perancis, ia menjadi ahli herpetologi, spesialis reptil dan amfibi. Ia mendirikan markasnya di Coueron, sebelah barat Nantes, bersama pasangannya, anak-anak mereka, dan hewan-hewan.

Di taman itu ada Nilo, seekor buaya Nil, yang menurut Gillet adalah "salah satu spesies paling berbahaya".

Sebagian besar hewan dibeli atau diberikan kepada Gillet oleh orang-orang yang tidak dapat lagi merawatnya. Departemen bea cukai Perancis juga terkadang meminta bantuannya.

"Dengan pemanasan global, ular kobra yang dibebaskan dapat berkembang biak dan menyebar. Apakah itu yang akan kita tinggalkan untuk anak-anak kita?" tanya dia.

Baca juga: Warga Malaysia Dikejutkan Buaya Berada di Kompleks Perumahan

Tetapi, pendanaan untuk hobinya itu menjadi masalah sejak epidemi Virus Corona.

Asosiasinya tidak dapat lagi menyelenggarakan hari terbuka penggalangan dana untuk memamerkan hewan-hewan kepada publik. Dulu, kegiatan itu menghasilkan 100.000 euro (Rp 1,6 miliar) per tahun.

Sekarang, video media sosialnya menjadi cara utama untuk menyampaikan pesan konservasi.

Dia memilih hewan yang berbeda untuk setiap video, memadukan edukasi dan humor untuk mengungkap legenda tentang hewan liar.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau