Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Luncurkan Rencana untuk Tingkatkan Partisipasi Tenaga Kerja

Kompas.com - 26/11/2024, 16:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com – Pemerintah Inggris mengumumkan langkah awal dalam rencana besar untuk meningkatkan jumlah pekerja aktif, termasuk memperluas akses ke layanan kesehatan mental dan mereformasi pusat pekerjaan agar lebih efektif.

Dukungan kesehatan mental akan difokuskan pada wilayah dengan tingkat ketidakaktifan tenaga kerja yang tinggi. 

Selain itu, pusat pekerjaan akan diarahkan untuk memberikan nasihat karier yang lebih baik, menggantikan fokus utamanya yang sebelumnya pada pengawasan sistem tunjangan, menurut pernyataan pemerintah.

Baca juga: PBB: Catat Rekor, 281 Pekerja Bantuan Terbunuh pada 2024, Terbanyak di Gaza

Dilansir Reuters, Perdana Menteri Keir Starmer menargetkan tingkat ketenagakerjaan nasional mencapai 80 persen, naik dari angka saat ini yang sedikit di bawah 75 persen. 

Ini menjadi bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Inggris yang lebih cepat.

“Negara ini mewarisi sistem yang tidak berjalan dengan baik. Namun hari ini kami meluncurkan rencana untuk memperbaikinya,” ujar Starmer.

Inggris merupakan satu-satunya negara ekonomi besar yang tingkat ketidakaktifan tenaga kerjanya masih di atas angka pra-pandemi. 

Penyebab utamanya adalah lonjakan jumlah pekerja yang keluar dari angkatan kerja karena masalah kesehatan jangka panjang.

Namun, para ekonom mencatat bahwa kesalahan dalam pengumpulan data mungkin membuat masalah ini tampak lebih besar daripada kenyataannya.

Pemerintah juga akan memperkenalkan reformasi pada sistem tunjangan kesehatan dan disabilitas untuk mendorong lebih banyak orang mencari atau mempertahankan pekerjaan. 

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan untuk Pekerja Migran: Pelindung Ganda dan Pengaman Keluarga

Masalah seperti antrean panjang untuk layanan kesehatan mental atau tekanan pada sistem Layanan Kesehatan Nasional (NHS) disebut sebagai hambatan utama.

Peter Cheese, CEO Chartered Institute of Personnel and Development, memuji pendekatan baru ini. 

“Fokus pada reformasi pusat pekerjaan sangat penting karena saat ini kurang dari 10 persen pemberi kerja menganggapnya efektif sebagai alat perekrutan,” katanya.

Baca juga: Boeing Berencana PHK 17.000 Pekerja, Pejabat Tinggi AS Coba Redakan Situasi

Pengumuman lebih rinci mengenai reformasi ini akan disampaikan dalam waktu dekat. Pemerintah berharap langkah-langkah ini dapat membantu mengatasi tantangan struktural yang dihadapi pasar kerja Inggris.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau