Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napi AS Ini Pilih Ditembak Mati daripada Disuntik atau Disengat Listrik

Kompas.com - 08/03/2025, 15:40 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

COLUMBIA, KOMPAS.com - Seorang pria Carolina Selatan, Amerika Serikat (AS), yang juga narapidana memilih ditembak mati daripada dihukum dengan cara disuntik atau mati di kursi listrik.

Dia adalah Brad Sigmon (67), orang yang membunuh orangtua mantan pacarnya, yakni David dan Gladys Larke, dengan tongkat bisbol pada 2001.

Dikutip dari kantor berita AFP pada Sabtu (8/3/2025), eksekusi dengan regu tembak ini menjadi yang pertama di Amerika Serikat dalam 15 tahun terakhir.

Baca juga: Serangan Rusia Semalam Tewaskan 12 Orang di Ukraina

Menurut juru bicara penjara Carolina Selatan Chrysti Shain, narapidana Sigmon dieksekusi oleh regu tembak yang terdiri dari tiga orang di Lembaga Pemasyarakatan Broad River di ibu kota negara bagian Columbia.

Shain mengatakan, tembakan mematikan dilepaskan pada pukul 18.05 waktu setempat, Jumat (7/3/2025), dan Sigmon dinyatakan meninggal oleh seorang dokter pada pukul 18.08.

Wartawan yang menyaksikan eksekusi dari balik kaca antipeluru mengatakan, Sigmon mengenakan pakaian terusan hitam dengan tanda sasaran merah kecil di atas jantungnya dan diikat di kursi di ruang eksekusi.

Dalam pernyataan terakhir yang dibacakan oleh pengacaranya, Gerald "Bo" King, Sigmon mengatakan, ia ingin menyampaikan pesan kasih dan panggilan kepada sesama umat untuk membantu mengakhiri hukuman mati.

Sebuah tudung kemudian dipasang di atas kepala Sigmon. Sekitar dua menit kemudian, regu tembak relawan dari Departemen Pemasyarakatan Carolina Selatan melepaskan tembakan melalui celah di dinding sekitar 5 meter jauhnya.

Anna Dobbins dari stasiun TV WYFF News 4 mengatakan, tembakan dilepaskan sekaligus seperti hanya satu suara.

Baca juga: Trump Ancam Beri Sanksi Rusia demi Pacu Kesepakatan Damai Ukraina

"Lengannya menegang. Itu sangat cepat dan saya melihat percikan darah ketika peluru menembus tubuhnya," kata dia.

Diketahui, Sigmon yang mengakui pembunuhan David dan Gladys Larke pada 2001 telah mengakui kesalahannya di pengadilan.

Dia juga telah meminta Mahkamah Agung untuk menunda eksekusi pada menit-menit terakhir, tetapi permintaan itu ditolak.

Gubernur Carolina Selatan Henry McMaster juga menolak permohonan grasinya.

"Kematian Sigmon sangat mengerikan dan penuh kekerasan," kata King, pengacaranya, dalam sebuah pernyataan.

"Tidak masuk akal bahwa pada tahun 2025, Carolina Selatan akan mengeksekusi salah satu warganya dalam tontonan berdarah ini," ujarnya lagi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau