WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio dan Menlu Rusia Sergei Lavrov berunding membahas langkah selanjutnya untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Diketahui, Ukraina pada prinsipnya setuju untuk gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari yang ditengahi AS.
Ukraina setuju gencatan senjata jika Rusia menghentikan serangannya di Ukraina timur.
Baca juga: AS-Rusia Bahas Upaya Mengakhiri Perang di Ukraina, Ini Kata Zelensky
Meski demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin belum menyetujui gencatan senjata apa pun. Sebaliknya, Putin menetapkan persyaratan yang melampaui permintaan dalam perjanjian AS dengan Ukraina.
Usulan gencatan senjata oleh tim Trump muncul saat Rusia memiliki momentum di banyak area di garis depan di Ukraina.
Terkait hal itu, Rubio dan Lavrov melakukan panggilan telepon pada Sabtu (15/3/2025) untuk membahas langkah selanjutnya, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce, dikutip dari kantor berita AFP pada Senin (17/3/2025).
Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari, Presiden AS Donald Trump menekankan keinginannya untuk mengakhiri perang di Ukraina dan telah melakukan pemulihan hubungan dengan Putin.
Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian kapan putaran pembicaraan AS-Rusia berikutnya yang diselenggarakan oleh Arab Saudi akan dimulai.
"Namun, Rubio dan Lavrov juga setuju untuk terus berupaya memulihkan komunikasi antara Amerika Serikat dan Rusia," imbuh Bruce.
Baca juga: Inggris Akan Bentuk Koalisi untuk Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Dijelaskan, panggilan telepon itu muncul setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) virtual yang diselenggarakan oleh London pada Sabtu sebelumnya.
Pada pembicaraan tersebut, PM Inggris Keir Starmer memberi tahu sekitar 26 pemimpin negara bahwa mereka harus fokus ke cara memperkuat Ukraina, melindungi gencatan senjata, dan terus menekan Rusia.
Starmer mengatakan, Putin pada akhirnya harus datang ke meja perundingan.
"Putin mencoba menunda dengan mengatakan harus ada studi yang cermat sebelum gencatan senjata dapat dilakukan," imbuhnya.
Para pemimpin militer dari sekitar 30 negara bertemu di Paris pada 11 Maret 2025 untuk membahas rencana pasukan penjaga perdamaian di Ukraina, dan akan bertemu lagi pada Kamis (20/3/2025) di Inggris.
Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Sabtu menyerukan tindakan terpadu untuk memastikan Rusia menerima usulan gencatan senjata.
Baca juga: Vatikan Rilis Foto Pertama Paus Fransiskus Pimpin Misa
"Ini adalah momen kebenaran karena jika Rusia tidak sungguh-sungguh berkomitmen pada perdamaian, Presiden Trump akan memperketat sanksi dan pembalasan, sehingga itu akan sepenuhnya mengubah dinamika," kata Macron kepada surat kabar regional Perancis.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini