DAMASKUS, KOMPAS.com — Warga Suriah mendesak negara-negara Arab untuk turun tangan membantu setelah serangan udara Israel menghantam area sekitar Istana Kepresidenan di Damaskus pada Jumat (2/5/2025) pagi.
Dalam rekaman video yang dirilis Reuters, tampak istana presiden berdiri megah di atas bukit, namun suasana kota diliputi kekhawatiran.
Beberapa warga yang diwawancarai menyuarakan kekecewaan terhadap diamnya para pemimpin Arab dan kemarahan atas dukungan Amerika Serikat terhadap Israel.
Baca juga: Turkiye dan Israel Jalin Dialog demi Cegah Bentrokan di Suriah
"Semua negara Arab harus memprotes ini. Serangan-serangan yang dipimpin Israel di Suriah tidak bisa dibiarkan," kata Momtaz al-Sghayar, seorang warga Damaskus.
"Presiden negara-negara Arab diam. Bahkan Trump tidak seharusnya mendukung ini. Amerika-lah yang mendukung Israel. Tanpa dukungan itu, mereka tidak akan berani menyerang dekat istana presiden dan lokasi-lokasi militer,” imbuhnya.
Warga lain, Abdallah al-Nasser, menyampaikan keprihatinannya atas lemahnya pertahanan Suriah pasca pergantian pemerintahan.
"Sekarang kami tidak punya sistem pertahanan yang layak. Tidak ada rudal, tidak ada sistem anti-pesawat. Amerika dan Israel telah menghancurkan semuanya," ujarnya.
"Kami berharap negara-negara Arab bisa membantu, baik dari sisi ekonomi maupun militer. Mungkin perlahan-lahan negara ini bisa bangkit kembali,” imbuhnya.
Serangan terbaru ini disebut terjadi hanya sekitar 100 meter dari perimeter Istana Presiden Ahmed al-Sharaa.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Suriah, dan belum dilaporkan adanya korban jiwa.
Baca juga: Israel Gempur Pangkalan Militer Suriah, Tak Akan Toleransi Pemerintahan Baru
Sementara itu, Israel menyatakan bahwa serangan ini adalah "pesan tegas" kepada pemerintah baru Suriah, agar tidak menempatkan pasukan di wilayah selatan Damaskus dan tidak menimbulkan ancaman terhadap kelompok minoritas Druze.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan, “Kami tidak akan membiarkan adanya kekuatan yang membahayakan komunitas Druze.”
Diketahui, ketegangan antara kelompok Sunni dan Druze di Suriah meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah beredarnya rekaman suara yang dianggap menghina Nabi Muhammad.
Bentrokan bersenjata pun pecah di beberapa kota sekitar Damaskus dan menewaskan lebih dari dua puluh orang.
Israel sebelumnya juga telah melakukan "serangan peringatan" ke sebuah kota di pinggiran Damaskus yang menewaskan satu anggota pasukan keamanan Suriah.
Situasi ini menambah kompleksitas krisis Suriah yang tak kunjung usai, dan kini, warga sipil berharap dukungan negara-negara Arab dapat menjaga kedaulatan negara dari campur tangan asing.
Baca juga: Israel Serang Target Militer di Suriah yang Terkait Iran
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini