PALM SPRINGS, KOMPAS.com - Ledakan bom terjadi di luar gedung klinik fertilitas di California, Amerika Serikat, pada Sabtu (17/5/2025) waktu setempat.
Insiden itu menewaskan satu orang dan kini tengah diselidiki sebagai dugaan serangan bom.
Wali Kota Palm Springs, Ron deHarte, menyampaikan kepada Los Angeles Times melalui pesan teks bahwa ledakan terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Baca juga: Bom Israel Hujani Jabalia Gaza, 50 Orang Tewas
"Sebuah bom di dalam atau di dekat kendaraan yang diparkir di gedung tersebut menyebabkan ledakan," ujar deHarte, dikutip dari kantor berita AFP.
Biro Investigasi Federal (FBI) telah mengirim tim penyelidik dan teknisi penjinak bom ke lokasi.
Dalam pernyataan resminya, FBI menyebut tengah bekerja sama dengan polisi dan petugas pemadam kebakaran setempat untuk menangani kejadian tersebut.
Rekaman udara yang ditayangkan CNN menunjukkan kerusakan parah di area sekitar.
Sejumlah bangunan mengalami kerusakan, dengan atap-atap yang tampak terlepas akibat daya ledak yang kuat.
Ledakan terjadi di sekitar gedung American Reproductive Centers (ARC), klinik fertilitas yang saat itu sedang tidak beroperasi.
Dalam unggahan di akun Facebook resminya, pihak klinik menyebut insiden tersebut sebagai peristiwa yang tidak terduga dan tragis.
“Kami sangat bersyukur untuk menyampaikan bahwa tidak ada anggota tim ARC yang terluka, dan lab kami—termasuk semua sel telur, embrio, dan materi reproduksi—tetap sepenuhnya aman dan tidak rusak,” demikian pernyataan klinik.
Unggahan tersebut juga menampilkan foto bagian depan gedung yang rusak dengan asap hitam mengepul dari lubang besar di fasad bangunan.
Baca juga: Polisi Gagalkan Teror Bom Konser Lady Gaga di Brasil, Tangkap 2 Orang
Gubernur California, Gavin Newsom, menyampaikan lewat platform X bahwa ia telah mendapat informasi mengenai ledakan tersebut.
Ia juga mengimbau masyarakat agar menghindari area sekitar lokasi kejadian.
Belum ada informasi resmi mengenai pelaku atau motif di balik ledakan. Namun, insiden ini terjadi di tengah perdebatan yang terus berlangsung di Amerika Serikat terkait prosedur fertilisasi in vitro (IVF).
Sebagian kalangan konservatif memuji IVF sebagai cara untuk membantu membentuk keluarga.
Namun, sebagian lain menentangnya dengan alasan bahwa prosedur tersebut sering kali menghasilkan embrio berlebih yang tidak semuanya digunakan, dan dinilai bertentangan dengan keyakinan bahwa kehidupan dimulai sejak pembuahan.
Baca juga: Ledakan Bom Mobil di Balashikha Tewaskan Letnan Jenderal Rusia
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini