Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Aktivis Pro-Palestina Berusaha Tembus Blokade Israel Menuju Gaza

Kompas.com - 11/06/2025, 06:58 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

TRIPOLI, KOMPAS.com – Ratusan aktivis pro-Palestina berangkat dari Tunisia pada Selasa (10/6/2025), melanjutkan perjalanan menuju Libya dengan tujuan menembus blokade Israel yang menghalangi akses ke Gaza.

Konvoi yang diberi nama "Soumoud", yang berarti "keteguhan" dalam bahasa Arab, mengusung misi simbolis untuk mematahkan blokade tersebut dan mengangkat solidaritas Palestina.

Juru bicara konvoi, Ghassen Henchiri, menyampaikan bahwa mereka berangkat dari Tunis pada pagi hari sebelumnya, dan melibatkan 14 bus serta sekitar 100 kendaraan lainnya yang membawa ratusan orang.

Baca juga: Usai Dideportasi, Greta Thunberg Ungkap Pengakuan Saat Ditahan Israel

Dalam video yang dibagikan melalui media sosial, para peserta konvoi terdengar berteriak "Lawan, lawan", dan "Jutaan orang akan pergi ke Gaza."

Henchiri juga mengungkapkan kepada radio Jawhara FM bahwa konvoi ini berencana untuk menghabiskan waktu sekitar tiga hingga empat hari di Libya, sebelum menyeberang ke Mesir dan melanjutkan perjalanan ke Rafah, yang terletak di perbatasan Gaza.

Namun, menurutnya, hingga saat ini pihak berwenang Mesir belum memberikan izin untuk memasuki negara tersebut, meskipun konvoi mendapat informasi yang cukup meyakinkan mengenai kemungkinan akses ke Mesir, sebagaimana diberitakan AFP.

Penyelenggara konvoi menegaskan, tujuan mereka bukanlah untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, melainkan untuk melakukan aksi simbolis yang menunjukkan keteguhan mereka dalam menghadapi blokade.

Wilayah Gaza sendiri telah lama digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai salah satu tempat yang paling kelaparan di dunia.

Konvoi tersebut terdiri dari aktivis-aktivis dari berbagai negara, termasuk Aljazair, Mauritania, Maroko, dan Libya.

Mereka akan melanjutkan perjalanan di sepanjang pantai Libya, menempuh rute menuju Mesir, dengan harapan bisa melanjutkan perjalanan menuju Gaza.

Langkah ini dilakukan menyusul insiden sebelumnya, ketika pasukan Israel mencegat kapal bantuan yang berusaha menembus blokade Gaza.

Kapal tersebut, yang membawa 12 orang, termasuk aktivis Greta Thunberg dan anggota parlemen Eropa keturunan Perancis-Palestina, Rima Hassan, dicegat oleh militer Israel pada 1 Juni lalu.

Kapal tersebut kemudian ditarik ke pelabuhan Ashdod, dan Thunberg serta aktivis lainnya dipindahkan ke Bandara Ben Gurion, Tel Aviv. Beberapa aktivis asal Perancis bahkan ditahan setelah menolak meninggalkan Israel.

Baca juga: Mantan PM Israel: Trump Harus Tekan Netanyahu agar Perang di Gaza Berakhir

Sementara itu, Israel kini menghadapi tekanan internasional yang semakin kuat untuk mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza, yang mengalami krisis kekurangan pangan dan pasokan dasar setelah lebih dari 21 bulan akibat perang Israel-Hamas.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau