STOCKHOLM, KOMPAS.com - Aktivis lingkungan Greta Thunberg kembali ke Swedia pada Selasa (10/6/2025) malam usai dideportasi dari Israel.
Setibanya di Bandara Arlanda, Stockholm, Thunberg memberikan pengakuannya. Ia mengecam keras tindakan Israel terhadap Gaza, yang ia sebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan kejahatan perang.
Thunberg (22) sebelumnya dideportasi bersama tiga aktivis lainnya setelah aparat keamanan Israel mencegat kapal layar Madleen.
Baca juga: Israel Deportasi Greta Thunberg, Sita Kapal Madleen
Kapal itu mengangkut 12 aktivis dan membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza, dengan tujuan menembus blokade Israel di wilayah Palestina tersebut.
Sekitar 30 pendukung menyambut kedatangan Thunberg di bandara Swedia. Mereka melambaikan bendera Palestina dan meneriakkan dukungan di tengah kerumunan media, sesaat setelah pesawat yang ditumpangi Thunberg mendarat sekitar pukul 22.30 waktu setempat.
Sebelum tiba di Swedia, Greta Thunberg sempat singgah di Paris. Di sana, ia menuduh Israel telah menculik dirinya dan para aktivis lainnya.
Saat menjawab pertanyaan wartawan di Stockholm mengenai rasa takut ketika kapal mereka dihentikan, Thunberg menjawab, “Yang saya takutkan adalah orang-orang terdiam selama genosida yang sedang berlangsung.”
Ia menambahkan, “Yang paling saya rasakan adalah kekhawatiran atas pelanggaran hukum internasional dan kejahatan perang yang terus dilakukan Israel.”
Thunberg juga menuding Israel melakukan genosida sistematis serta melakukan kelaparan sistematis terhadap lebih dari dua juta orang di Gaza.
Baca juga: Mantan PM Israel: Trump Harus Tekan Netanyahu agar Perang di Gaza Berakhir
Sejumlah organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, telah mengemukakan tuduhan genosida terhadap Israel. Namun, Pemerintah Israel dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
“Kita harus bertindak, kita harus menuntut pemerintah kita bertindak, dan kita harus bertindak sendiri ketika pemerintah kita yang terlibat tidak bertindak,” ujar Thunberg, dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (11/6/2025).
Nama Greta Thunberg dikenal luas sebagai aktivis muda yang vokal dalam isu perubahan iklim.
Ia kerap menghindari bepergian dengan pesawat demi mengurangi jejak karbon, bahkan pernah menyeberangi Samudra Atlantik dua kali menggunakan kapal layar.
Menariknya, saat ditanya soal perasaannya bepergian dengan pesawat, Thunberg tampak kebingungan. “Mengapa Anda bertanya tentang itu?” ujarnya balik bertanya.
Dari total 12 aktivis yang berada di atas kapal Madleen, delapan orang ditahan karena menolak meninggalkan Israel secara sukarela. Sementara empat lainnya, termasuk Thunberg, langsung dideportasi.
Baca juga: Demo Penangkapan Kapal Madleen Greta Thunberg Meluas di Perancis, Ribuan Orang Protes
Ke-12 aktivis tersebut kini dilarang masuk ke Israel selama 100 tahun, menurut keterangan kelompok hak asasi manusia yang mendampingi mereka secara hukum.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini