Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterlibatan AS dalam Peran Iran-Israel Bisa Berujung Malapetaka

Kompas.com - 21/06/2025, 13:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Penulis: BBC Indonesia

LONDON, KOMPAS.com - Bergabungnya Amerika Serikat (AS) dalam serangan Israel ke Iran akan menjadi malapetaka bagi seluruh kawasan, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.

Kepada BBC, Khatibzadeh menegaskan bahwa konflik Iran dan Israel yang telah memasuki satu pekan bukanlah perangnya Amerika.

Jika Presiden AS Donald Trump turut campur, kata Khatibzadeh, dia bakal diingat sebagai presiden yang ikut campur dalam perang yang bukan urusannya.

Keterlibatan AS dalam pertikaian Iran-AS, lanjutnya, berpotensi mengubah konflik ini menjadi kekacauan kompleks yang tak terhindarkan, serangan yang terus berlanjut, dan penundaan berakhirnya kekejaman brutal.

Sebagai sekutu terdekat AS, Inggris atau Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK) hampir pasti akan terpengaruh dengan apa yang terjadi sekarang di Timur Tengah.

Jika Trump memutuskan pasukan AS membantu Israel menghilangkan program nuklir Iran, lalu peran apa yang akan diminta untuk dimainkan oleh UK?

Baca juga: Perang Iran-Israel Masih Berkecamuk, AS Kerahkan Pesawat Militer Terbesar di Dunia

Situs militer dan fasilitas nuklir

Pernyataan Khatibzadeh muncul setelah Rumah Sakit Soroka yang berlokasi di bagian selatan Israel terkena serangan rudal dari Iran.

Media pemerintah Iran melaporkan, serangan itu menargetkan situs militer di sebelah rumah sakit, dan bukan fasilitas rumah sakit itu.

Kementerian Kesehatan Israel menginformasikan sebanyak 71 orang mengalami luka-luka ketika serangan di RS Soroka terjadi.

Sementara itu, militer Israel menyatakan telah menyasar situs nuklir Iran termasuk reaktor air berat Arak yang tidak aktif dan fasilitas nuklir Natanz.

Teheran belum memberikan kabar terbaru mengenai korban di Iran akibat serangan Israel.

Serangan terbaru datang pada saat yang kritis.

Baca juga: Iran: AS Bisa Setop Perang Hanya Bermodal Telepon

Pada Kamis (19/6/2025), Gedung Putih menyampaikan Trump akan memutuskan apakah AS akan terlibat langsung dalam konflik atau tidak dalam dua pekan ke depan.

Kepada BBC, Khatibzadeh berkeras, diplomasi merupakan pilihan pertama, tapi ketika bombardir masih terus berlanjut maka mereka tidak bisa memulai negosiasi apa pun.

Ia juga berulangkali menyebut serangan Iran terhadap Israel merupakan bentuk pertahanan diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.

Dia kemudian mengungkapkan, mereka berada di tengah-tengah diplomasi saat eskalasi konflik yang besar pecah pada 13 Juni dengan Israel menyerang situs nuklir Iran dan menewaskan beberapa jenderal serta ilmuwan nuklir.

Khatibzadeh pun menyebut konflik ini tidak beralasan dan tidak perlu.

Menanggapi komentar Trump yang berulang kali berkata konflik ini dapat dihindari jika Iran menerima kesepakatan terkait nuklir, Khatibzadeh menjelaskan bahwa mereka sedang berunding ketika Israel menyabotase pembicaraan dengan meluncurkan serangan terhadap Iran.

Baca juga: Rangkuman Perang Israel-Iran Hari Kedelapan: AS Tunggu 2 Pekan, Jual-Beli Serangan Terjadi

"Kami berencana untuk mengadakan putaran keenam pembahasan nuklir ini di Muscat, dan kami sebenarnya hampir mencapai kesepakatan," katanya.

"Presiden Trump lebih mengetahui hal ini daripada orang lain bahwa kita hampir mencapai kesepakatan," lanjutnya.

Dia juga mengkritik unggahan dan wawancara media sosial Trump yang membingungkan dan kontradiktif, yang menyebut bahwa masyarakat Amerika telah menyadari dan turut berpartisipasi dalam konflik tersebut.

Utusan khusus AS Steve Witkoff dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dilaporkan telah berbicara lewat telepon beberapa kali sejak Jumat, mengenai upaya untuk menemukan penyelesaian krisis secara diplomatik, demikian dilaporkan kantor berita Reuters.

Menurut tiga diplomat yang berbicara kepada kantor berita dan meminta untuk tidak diungkap identitasnya karena sensitivitas masalah ini, Araqchi mengatakan Teheran tidak akan kembali ke negosiasi kecuali Israel menghentikan serangan.

Baca juga: Khamenei Dihadapkan 2 Pilihan Sulit dalam Perang Israel-Iran

Tuduhan soal nuklir Iran

Kepulan asap membubung tinggi ke angkasa setelah kilang minyak di selatan Ibu Kota Teheran, Iran, terbakar dalam serangan Israel pada Minggu, 15 Juni 2025. Perang Israel-Iran telah memasuki hari ketiga sejak pecah pada Jumat (13/6/2025).AFP/ATTA KENARE Kepulan asap membubung tinggi ke angkasa setelah kilang minyak di selatan Ibu Kota Teheran, Iran, terbakar dalam serangan Israel pada Minggu, 15 Juni 2025. Perang Israel-Iran telah memasuki hari ketiga sejak pecah pada Jumat (13/6/2025).

Israel menuduh Iran baru-baru ini mengambil langkah-langkah untuk mempersenjatai persediaan uraniumnya yang diperkaya, yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik atau bom nuklir. Iran selalu mengklaim bahwa program nuklirnya sepenuhnya damai.

Pada Jumat (13/6/2025), Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Iran telah mengumpulkan cukup banyak uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60 persen, tinggal satu langkah menuju standar kualitas senjata sebesar 90 persen, yang berpotensi membuat bom nuklir

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau