Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Bangladesh Demo, Tuntut Jawaban atas Tragedi Jet Tempur Menewaskan 25 Anak

Kompas.com - 23/07/2025, 08:03 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

DHAKA, KOMPAS.com – Aksi protes pelajar mengguncang ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah sebuah jet tempur milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh dan menimpa sebuah sekolah, menewaskan 31 orang, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.

Insiden jet tempur Bangladesh jatuh itu terjadi pada Senin (21/7/2025), saat jet tempur F-7 BGI buatan China menabrak sekolah dan memicu kobaran api.

Sebanyak 25 dari 31 korban tewas diketahui merupakan siswa sekolah dasar yang tengah bersiap pulang ke rumah. Anak-anak tersebut sebagian besar berusia di bawah 12 tahun.

Baca juga: Jet Tempur Jatuh di Bangladesh, 20 Tewas Termasuk Pilot dan Pelajar

Militer Bangladesh menyatakan jet tersebut mengalami kerusakan mekanis. Pilot sempat berusaha mengarahkan pesawat menjauh dari permukiman padat penduduk, namun gagal dan akhirnya pesawat jatuh tepat di lingkungan sekolah. Sang pilot termasuk dalam daftar korban jiwa.

Demonstrasi dan tindakan polisi

Pada Selasa (22/7/2025), unjuk rasa meluas di berbagai titik di Dhaka. Para pelajar dari sekolah terdampak serta mahasiswa dari kampus-kampus sekitar mendatangi lokasi kecelakaan, menuntut penjelasan resmi dan jumlah korban yang akurat.

"Mengapa saudara-saudara kami meninggal? Kami menuntut jawaban!" teriak para pelajar dan mahasiswa yang mengepung lokasi saat dua pejabat pemerintah datang meninjau, sebagaimana diberitakan Reuters.

Sementara itu, ratusan pelajar lainnya menerobos gerbang utama kantor pemerintahan federal dan menuntut pengunduran diri penasihat pendidikan. Sebagian peserta aksi terlihat membawa tongkat, sebagaimana ditampilkan dalam tayangan televisi lokal.

Aparat kepolisian merespons dengan tindakan keras. Polisi menembakkan gas air mata, menggunakan granat kejut, dan memukul demonstran dengan tongkat. Puluhan orang dilaporkan terluka akibat bentrokan tersebut.

"Kami terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan," ujar Wakil Komisaris Polisi Metropolitan Dhaka, Talebur Rahman. Ia mengaku belum memiliki informasi terkait jumlah korban luka.

Baca juga: Spesifikasi Jet Tempur F-7 BGI Buatan China, Milik Bangladesh yang Jatuh Hantam Sekolah

Cerita pilu dari keluarga korban

Di lokasi kejadian, upaya evakuasi dan pencarian korban masih dilakukan pada Selasa. Beberapa orang tua tampak menangis histeris melihat puing-puing yang tersisa.

Abul Hossain, salah satu orang tua korban, tak kuasa menahan air mata saat mengenang putrinya yang berusia 9 tahun, Nusrat Jahan Anika.

“Saya mengantarnya ke sekolah kemarin pagi seperti biasa. Saya tidak menyangka itu akan menjadi terakhir kalinya saya melihatnya,” katanya lirih. Anika telah dimakamkan pada Senin malam.

Di sisi lain, ada kisah selamat yang nyaris ajaib. Rubina Akter menceritakan bagaimana putranya, Raiyan Toufiq, berhasil lolos dari maut.

“Bajunya terbakar saat ia berada di tangga. Dia berlari ke lantai dasar dan melompat ke rerumputan untuk memadamkannya. Baju dan rompi bagian dalamnya robek, yang menyelamatkannya dari luka bakar serius,” ujarnya.

Baca juga: Pesawat Tempur Supersonik Mirage Ukraina Jatuh, Pilot Selamat

Respons pemerintah dan desakan pelajar

Militer Bangladesh merilis pernyataan pada Selasa yang menyebut total 31 korban meninggal dunia dan 165 orang lainnya dirawat di rumah sakit. Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa 68 pasien masih menjalani perawatan, dengan 10 di antaranya dalam kondisi kritis.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau