Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Mau Rebut Gaza, Warga Palestina: Kami Hidup dan Mati di Sini

Kompas.com - 09/08/2025, 15:33 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Al Jazeera

GAZA, KOMPAS.com – Meski Israel berencana merebut Kota Gaza dan memaksa hampir satu juta warga Palestina mengungsi ke zona konsentrasi di selatan, banyak warga Palestina memilih bertahan.

Umm Imran, warga Palestina di Kota Gaza, mengaku terus menerima ancaman dari tentara Israel untuk pindah.

“Mereka bilang pergi ke selatan, pergi ke Al Mawasi, tetapi tidak ada tempat yang aman lagi, utara, selatan, timur, atau barat. Tidak ada seorang pun dan tidak ada tempat yang aman. Kami akan tetap di sini,” ujar Umm Imran, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (9/8/2025).

Baca juga: Sejumlah Negara Desak Israel Batalkan Rencana Kendalikan Gaza

Ibunya, Umm Yasser, memiliki tekad serupa.

“Kami tidak akan meninggalkan Kota Gaza. Kami akan hidup dan mati di sini. Semua kenangan kami ada di sini dan tidak akan kami tinggalkan, bahkan jika kami semua mati, bahkan jika anak-anak kami mati, bahkan jika mereka menghancurkan rumah kami,” tutur Umm Yasser.

Kondisi serupa dialami Sayed Al Zard yang kini tinggal di tenda di Kota Gaza. Ia mengaku sudah mengungsi 10 kali.

“Kami tidak punya tempat lain untuk pergi. Biarkan saja mereka datang. Kami berada di kamp-kamp. Ke mana kami harus pergi? Kami tidak punya rumah. Semuanya hilang. Saya akan hidup dan mati di sini, di tanah saya,” tegasnya.

Krisis kelaparan memburuk

Sementara itu, krisis kelaparan di Gaza kian parah akibat blokade Israel yang terus berlanjut. Kondisi tersebut diperburuk oleh serangan tentara Israel terhadap para pencari bantuan di lokasi distribusi makanan.

Sejak akhir Mei, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan setidaknya 859 orang tewas di dalam atau sekitar lokasi yang dikelola oleh AS dan Global Humanitarian Foundation (GHF), sebuah perusahaan Amerika yang dikontrak untuk mengatur distribusi bantuan di Gaza.

Dalam laporan yang dirilis Kamis, organisasi Doctors Without Borders menggambarkan lokasi distribusi bantuan GHF identik dengan kericuhan, gelombang massa yang menyesakkan, penjarahan brutal, serta tindakan pengendalian massa yang mematikan.

Baca juga: Jerman Hentikan Ekspor Senjata ke Israel yang Dapat Digunakan di Gaza

Organisasi kemanusiaan tersebut menyerukan penghentian segera skema distribusi makanan militer Israel, yang digambarkan sebagai bentuk kelaparan dan dehumanisasi yang dilembagakan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau