Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu: Albanese Dukung Palestina, Antisemitisme Kian Merebak di Australia

Kompas.com - 20/08/2025, 08:32 WIB
Albertus Adit

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melayangkan surat yang isinya pernyataan keras kepada Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.

Dalam surat itu, Netanyahu menuduh Albanese gagal menghadapi meningkatnya antisemitisme yang disebut sebagai “epidemi” di Australia.

Netanyahu menilai sikap Albanese yang mendorong pengakuan negara Palestina justru memperburuk keadaan.

 

Baca juga: Israel-Perancis Memanas, Netanyahu Tuding Macron Picu Antisemitisme

Ia menuding langkah itu “menghadiahi Hamas” dan memperkeras penolakan kelompok bersenjata tersebut untuk membebaskan para sandera.

“Ini bukan diplomasi, ini peredaan,” tulis Netanyahu dalam surat bertanggal 17 Agustus 2025 yang salinannya diperoleh Sky News.

Menurut Netanyahu, kebijakan Albanese telah memberi semangat kepada kelompok yang mengancam komunitas Yahudi di Australia. Ia menyebut kebencian terhadap Yahudi kini semakin membayangi kehidupan masyarakat setempat.

Desakan bertindak sebelum Tahun Baru Yahudi

Dalam surat itu, Netanyahu juga mendesak Albanese segera mengambil langkah nyata. Ia bahkan menetapkan tenggat waktu hingga Tahun Baru Yahudi pada 23 September 2025.

“Perdana Menteri, antisemitisme adalah kanker. Ia menyebar ketika para pemimpin diam. Ia surut ketika para pemimpin bertindak,” tulis Netanyahu, dikutip dari Sky News Australia pada Selasa (19/8/2025).

“Saya menyerukan kepada Anda untuk mengganti kelemahan dengan tindakan, mengganti ketenangan dengan tekad, dan melakukannya pada tanggal yang jelas: Tahun Baru Yahudi, 23 September 2025,” lanjutnya.

Baca juga: Setelan Jas Hitam Zelensky Jadi Jimat Keberuntungan di Gedung Putih

Rangkaian insiden antisemitisme

Netanyahu merinci sejumlah insiden antisemitisme di Australia dalam beberapa bulan terakhir. Pada Juni, sebuah sinagoge bersejarah di Melbourne dirusak dengan grafiti bernada dukungan terhadap Iran dan Palestina.

Sebulan kemudian, jemaat Ibrani Melbourne Timur menjadi sasaran serangan pembakaran saat makan malam Sabat. Peristiwa itu memaksa 20 orang jemaat melarikan diri demi keselamatan.

“Pada malam yang sama, para perusuh bertopeng menyerbu sebuah restoran milik Israel di pusat kota Melbourne. Mereka menghancurkan properti, melempar perabotan, dan meneriakkan ‘Matilah IDF’. Ini bukan insiden yang terisolasi. Ini adalah epidemi,” kata Netanyahu.

Ia juga menyinggung bahwa situasi semakin memburuk setelah Albanese secara terbuka menyatakan dukungan untuk mengakui Palestina di Majelis Umum PBB.

Bandingkan dengan kebijakan Trump

Dalam suratnya, Netanyahu menyinggung kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai contoh. Menurutnya, Trump tidak membiarkan kebencian radikal berkembang di negaranya.

“Seperti yang telah ditunjukkan Presiden Trump, antisemitisme dapat dan harus dihadapi,” tegas Netanyahu.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau