Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Nyatakan Perkuat Senjata Nuklir, Ada Pengaruh Perang Ukraina

Kompas.com - 13/09/2025, 14:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan, negaranya akan mengumumkan kebijakan baru untuk memperkuat senjata nuklir sekaligus memperkuat militer konvensionalnya dalam pertemuan penting Partai Buruh Korea mendatang. 

Sejak kegagalan pertemuan puncak dengan Amerika Serikat pada 2019, Korea Utara berulang kali menegaskan tidak akan pernah menyerahkan senjata nuklirnya dan menyebut status tersebut sebagai “negara nuklir yang tidak dapat diubah”.

Dalam kunjungannya ke fasilitas penelitian senjata pekan ini, Kim menegaskan Pyongyang akan mengajukan kebijakan mendorong secara bersamaan pembangunan kekuatan nuklir dan angkatan bersenjata konvensional.

Kim juga menekankan perlunya "modernisasi" militer konvensional Korea Utara, meski tidak menyebutkan tanggal pasti pertemuan partai tersebut, sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Uji Coba Mesin Rudal Balistik Tahap Akhir Korut Diawasi Kim Jong Un

Pengaruh perang di Ukraina

Perang di Ukraina disebut memberi dorongan bagi Kim. Korea Utara diketahui mengirim ribuan tentaranya untuk bertempur mendukung Rusia.

Sebagai imbalannya, Moskwa memberikan dukungan krusial bagi Pyongyang.

Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani pakta pertahanan bersama dengan Kim saat berkunjung ke Korea Utara. 

Seoul berulang kali memperingatkan bahwa Rusia meningkatkan dukungan bagi Pyongyang, termasuk kemungkinan transfer teknologi militer sensitif sebagai imbalan bantuan Korea Utara dalam perang melawan Ukraina.

Baca juga: Ini Dugaan Pakar Kenapa Kim Jong Un Bawa Putrinya ke China

"Pada dasarnya, hal itu mencerminkan pandangan (Kim) bahwa kekuatan nuklir saja memiliki batas sebagai alat pencegah, dan Pyongyang ingin meningkatkan kemampuan tempurnya dengan memodernisasi persenjataan konvensional," kata Hong Min, analis senior di Korea Institute for National Unification, kepada AFP.

Dia menambahkan, kerja sama teknologi militer Korea Utara dengan Rusia juga tampaknya meluas ke sektor senjata konvensional. 

"Rencana modernisasi yang disesuaikan dengan ‘perang modern’ kemungkinan akan dipaparkan sebagai agenda jangka menengah hingga panjang dalam pertemuan mendatang," ujarnya.

Pada kongres partai sebelumnya, Januari 2021, Kim meluncurkan agenda militer besar, termasuk janji mengembangkan satelit mata-mata militer dan rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat.

Baca juga: Misi Rahasia AS Sadap Kim Jong Un Gagal, Malah Tewaskan Warga Korut

Para analis memperkirakan pertemuan partai berikutnya akan digelar awal tahun depan.

Bulan ini, Kim dan Putin bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam parade besar di Beijing. 

Aksi tersebut menuai reaksi tajam dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menuduh ketiganya bersekongkol melawan Washington.

Baca juga: Kim Jong Un Tegaskan Dukungan ke Rusia, Putin Sebut Hubungan Istimewa

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau