Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dugaan Pakar Kenapa Kim Jong Un Bawa Putrinya ke China

Kompas.com - 07/09/2025, 13:02 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Penulis: Julian Ryall/DW Indonesia

PYONGYANG, KOMPAS.com - Ketika Kim Jong Un pertama kali mengizinkan media Korea Utara untuk menerbitkan gambar putrinya, yang diyakini bernama Kim Ju Ae pada November 2022, banyak yang berasumsi tujuannya adalah untuk mencitrakan "pemimpin tertinggi” Korut tersebut sebagai ayah dan kepala keluarga yang membanggakan.

Kim Ju Ae yang mengenakan jaket putih modis sedang ikut ayahnya menyaksikan peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua.

Saat itu, belum ada tanda-tanda bahwa dia terpilih diantara dua saudara lainnya sebagai pemimpin masa depan Korut, sebuah negara dengan pemerintahan tangan besi yang didirikan oleh bebuyutnya, Kim Il Sung, di tahun 1948.

Baca juga: Profil Kim Jung Ae, Putri Kim Jong Un Berbalut Misteri, Spekulasi Suksesor

Melansir DW Indonesia pada Jumat (5/9/2025), kurang dari tiga tahun setelah kemunculannya di media, Kim Ju Ae, yang kini diyakini berusia 12 atau 13 tahun, menemani ayahnya ke Beijing untuk menghadiri parade militer berakhirnya perang dunia kedua dan bertemu dengan presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

'Kandidat terkuat' untuk menggantikan ayahnya

Para analis yang sebelumnya mengatakan mustahil bagi seorang perempuan untuk menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara berikutnya, kini berpendapat bahwa, meskipun usia masih tergolong muda, misi diplomatik penting ini bisa jadi penobatannya sebagai calon penerus rezim dinasti komunis satu-satunya di dunia.

"Ini adalah peristiwa internasional besar dan pertama kalinya Kim Ju Ae diketahui mengunjungi negara asing, jadi kita harus melihatnya sebagai indikasi bahwa ia adalah salah satu kandidat terkuat untuk menggantikan ayahnya, meskipun hal itu belum diputuskan," kata Ahn Yinhay, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Korea di Seoul.

Ahn mengakui bahwa dia termasuk di antara para pengamat Korea Utara yang awalnya tidak pernah percaya seorang perempuan dapat mengambil alih kepemimpinan di negara yang memegang teguh prinsip hidup tradisional.

Baca juga: Staf Kim Jong Un Bersihkan Jejak di China, Langkah Ekstrem Hindari Spionase?

"Saya ingat berbicara dengan beberapa pembelot dari Korea Utara sekitar waktu itu, dan mereka mengatakan mereka tidak dapat membayangkan seorang perempuan menjadi penerus Kim," jelasnya kepada DW.

Masyarakat Korea Utara sarat akan nilai-nilai Konfusianisme dan memiliki hirarki patriarki ketat pada struktur sosial dan politik, termasuk dalam keluarga, suami atas istri dan laki-laki atas perempuan.

Ini adalah skema yang tidak terelakkan, termasuk dalam peralihan kekuasaan dalam dinasti Kim, meskipun putra tertua tidak selalu jadi pemimpin karena persaingan di masa lalu yang politis dan dengan pembunuhan.

Namun, anggota keluarga laki-lakilah yang selalu menjadi pemimpin.

Kim Ju Ae mungkin akan mengubah tradisi ini. Penandanya ada di awal tahun 2025.

Pada Maret, laporan di media pemerintah dalam kunjungan ke sebuah peternakan mendeskripsikan Kim Ju Ae sebagai "tokoh panutan", gelar kehormatan yang biasanya diberikan kepada pemimpin senior rezim Kim.

Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un (kanan) bersama anaknya, Kim Ju Ae, saat menghadiri uji tembak kapal penghancur Choe Hyon dalam lokasi yang dirahasiakan. Foto ini dirilis kantor berita Pemerintah Korea Utara KCNA pada 30 April 2025.KCNA via KNS/AFP Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un (kanan) bersama anaknya, Kim Ju Ae, saat menghadiri uji tembak kapal penghancur Choe Hyon dalam lokasi yang dirahasiakan. Foto ini dirilis kantor berita Pemerintah Korea Utara KCNA pada 30 April 2025.

Baca juga: Misi Rahasia AS Sadap Kim Jong Un Gagal, Malah Tewaskan Warga Korut

Gelar 'Putri yang dihormati'

Sebelumnya, Kim Ju Ae disebut sebagai putri Kim Jong Un "yang dihormati" dan difoto bersama ayahnya saat memberikan "bimbingan" di fasilitas industri, pangkalan militer, dan selama latihan militer oleh angkatan bersenjata.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau