WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana memberlakukan tarif tambahan sebesar 100 persen terhadap barang-barang impor dari China mulai bulan depan.
Langkah itu diumumkan pada Jumat (10/10/2025) hanya beberapa bulan setelah kedua negara mencapai kesepakatan untuk memangkas bea masuk yang sempat mencapai rekor tertinggi.
Pengumuman Trump langsung mengguncang pasar keuangan global. Indeks S&P 500 jatuh 2,7 persen, Dow Jones turun 1,9 persen, dan Nasdaq merosot 3,6 persen, menandai hari terburuk bagi bursa AS sejak April.
Baca juga: Perang Dagang AS-China Pecah Lagi, Trump Tiba-tiba Umumkan Tarif 100 Persen
Ilustrasi perang dagang AS-China. Ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan baru berupa tarif tambahan 100 persen terhadap seluruh impor dari China mulai 1 November 2025.Tarif tambahan 100 persen yang diumumkan Trump merupakan bentuk balasan terhadap kebijakan terbaru Beijing.
Secara spesifik, China baru saja memperluas kontrol ekspor atas logam tanah jarang (rare earths) — bahan vital bagi industri Amerika seperti semikonduktor, baterai mobil listrik, mesin jet, dan senjata pertahanan.
Langkah itu membuat perusahaan asing, termasuk AS, harus mendapat izin khusus untuk mengekspor produk yang mengandung sedikit saja unsur logam tersebut, bahkan jika diproduksi di luar China.
Trump menyebut langkah China memperluas kontrol ekspor logam tanah jarang sebagai “tindakan agresif dan berbahaya” yang mengancam rantai pasok industri penting Amerika. Ia menuduh Beijing menggunakan dominasi produksinya untuk “menyandera” dunia.
“Tidak bisa dipercaya bahwa China akan mengambil langkah seperti itu, tapi mereka melakukannya, dan sisanya adalah sejarah,” tulis Trump di platform Truth Social.
“China tidak seharusnya diizinkan menahan dunia sebagai sandera, tapi tampaknya itulah rencana mereka selama ini,” tambahnya.
China diketahui memproduksi lebih dari 90 persen pasokan global logam tanah jarang — 17 unsur penting yang digunakan untuk pembuatan komponen elektronik, kendaraan listrik, hingga senjata pertahanan.
Awal pekan ini, Beijing menambah lima jenis bahan baru ke dalam daftar kendali ekspornya, kebijakan yang mewajibkan izin khusus bahkan untuk produk yang hanya mengandung jejak unsur logam tersebut.
Trump menyebut kebijakan baru China itu sebagai “aib moral” dan menilai saatnya Amerika melawan.
“Saya tidak pernah berpikir ini akan sampai ke titik ini, tapi mungkin, seperti halnya banyak hal lain, waktu yang tepat telah tiba,” tulisnya.
Sebagai respons, Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan tarif tambahan 100 persen terhadap seluruh barang impor dari China mulai 1 November — di atas tarif yang sudah ada (saat ini 30 persen).