Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-China Sepakat Gelar Putaran Baru Perundingan Dagang Pekan Depan

Kompas.com - 18/10/2025, 13:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com – China dan Amerika Serikat (AS) sepakat menggelar putaran baru perundingan dagang pekan depan, di tengah upaya kedua negara ekonomi terbesar dunia itu untuk mencegah perang tarif yang dapat merugikan kedua pihak.

Kesepakatan tersebut diumumkan pada Sabtu (18/10/2025), hanya beberapa hari setelah Beijing memberlakukan pembatasan menyeluruh terhadap ekspor logam tanah jarang.

Langkah itu memicu ancaman dari Presiden AS Donald Trump yang berencana mengenakan tarif hingga 100 persen terhadap impor dari China.

Baca juga: Trump Banggakan Kebijakan Tarif, Klaim Bisa Akhiri Banyak Perang

Trump juga sempat mengancam akan membatalkan pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan, yang dijadwalkan berlangsung di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) akhir bulan ini.

Kontak tingkat tinggi Beijing–Washington

Menurut laporan media pemerintah China, Wakil Perdana Menteri He Lifeng dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent melakukan percakapan melalui sambungan telepon pada Sabtu pagi.

Keduanya disebut melakukan pertukaran pandangan yang jujur, mendalam, dan konstruktif, serta sepakat melanjutkan perundingan tatap muka sesegera mungkin.

Dalam pernyataannya di media sosial, Bessent menggambarkan komunikasi tersebut sebagai terus terang dan terperinci, serta memastikan pertemuan langsung akan digelar minggu depan.

Ia sebelumnya menuduh China berusaha merugikan perekonomian global melalui pembatasan ekspor logam tanah jarang, bahan penting dalam produksi berbagai perangkat mulai dari ponsel hingga sistem persenjataan.

Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, juga turut serta dalam panggilan telepon itu, sebagaimana dilaporkan kantor berita Xinhua.

Baca juga: Trump Sebut Dirinya Ahli Selesaikan Perang, Siap Mediasi Pakistan-Afghanistan

Beberapa jam sebelum percakapan tersebut, Fox News menyiarkan wawancara dengan Trump yang menyebut dirinya tetap akan bertemu Xi di KTT APEC.

“Itu tidak berkelanjutan, tetapi itulah angkanya. Mereka memaksa saya melakukan itu,” kata Trump, merujuk pada ancaman tarif 100 persen untuk produk impor dari China, dikutip dari AFP.

G7 bahas respons bersama

Sementara itu, Washington disebut tengah berupaya menggalang dukungan dari negara-negara anggota G7 guna merespons kebijakan kontrol ekspor terbaru Beijing.

Komisaris Ekonomi Uni Eropa, Valdis Dombrovskis, mengatakan para menteri keuangan G7 telah sepakat untuk mengoordinasikan langkah jangka pendek dan mencari cara mendiversifikasi sumber pasokan.

“Kami sepakat, baik secara bilateral dengan AS maupun di tingkat G7, untuk menyelaraskan pendekatan kami,” ujarnya di sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Washington.

Ia menambahkan, sebagian besar pasokan logam tanah jarang dunia berasal dari China sehingga upaya diversifikasi akan memerlukan waktu bertahun-tahun.

Baca juga: Trump Akan Hadiri Penandatanganan Perdamaian Thailand-Kamboja

Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau