Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Calon Suami Kecil, Gadis Ini Batal Nikah dan Tolak Kembalikan Rp 69 Juta

Kompas.com - 18/10/2025, 13:08 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Inas Rifqia Lainufar

Tim Redaksi

Sumber SCMP, NDTV

HENAN, KOMPAS.com - Seorang wanita asal Provinsi Henan, China, menjadi sorotan publik setelah meminta “biaya pelukan” dari mantan tunangannya, usai membatalkan rencana pernikahan mereka.

Kasus ini menjadi viral di media sosial China dan telah ditonton lebih dari 23 juta kali di berbagai platform, sebagaimana dilaporkan NDTV, Minggu (12/10/2025).

Wanita tersebut sebelumnya menerima uang lamaran sebesar 200.000 yuan atau sekitar Rp 465 juta dari pihak keluarga calon suami. Namun, setelah membatalkan pernikahan, ia hanya bersedia mengembalikan 170.500 yuan (sekitar Rp 396 juta).

Baca juga: Ramai Kasus Satria Arta, Berapa Gaji Tentara Bayaran Rusia?

Sisanya, sebanyak 30.000 yuan atau sekitar Rp 69 juta, ingin disimpan sebagai “biaya pelukan”.

Permintaan biaya pelukan itu sontak menuai kontroversi di kalangan warganet. Banyak yang menilai permintaan tersebut aneh dan tidak etis, terutama karena tidak lazim dalam adat perjodohan.

Sosok mak comblang yang mempertemukan kedua pihak, Wan, turut angkat bicara kepada media lokal.

Ia membenarkan bahwa sang wanita meminta potongan dari uang lamaran dengan alasan pernah dipeluk oleh pria itu saat sesi foto pra-nikah.

“Wanita itu merasa laki-laki tersebut terlalu jujur dan penghasilannya terlalu kecil,” ujar Wan.

“Terkait uang lamaran, dia bilang bersedia mengembalikannya, tetapi akan menyimpan 30.000 yuan sebagai 'biaya pelukan',” lanjutnya.

Wan menyebut bahwa keluarga wanita tersebut merupakan salah satu yang paling sulit ia hadapi selama menjadi mak comblang.

“Saya sudah menjodohkan sekitar 1.000 pasangan dalam sepuluh tahun terakhir. Tapi ini keluarga yang paling pilih-pilih yang pernah saya temui. Permintaan potongan 30.000 yuan itu tidak bermoral,” tegasnya.

Menurut laporan, momen pelukan yang dimaksud terjadi atas permintaan fotografer dalam sesi pemotretan sebelum pernikahan.

Akhirnya, kedua keluarga sepakat bahwa sang wanita akan mengembalikan hanya sekitar Rp 396 juta dari total uang lamaran yang diterima.

Baca juga: Pegawai Singapore Airlines Dapat Bonus Nyaris 8 Kali Gaji Usai Maskapai Untung Besar

Uang lamaran dalam budaya China

Ilustrasi lamaranAgra Suseno Ilustrasi lamaran
Dalam budaya pernikahan tradisional di China, praktik pemberian uang lamaran atau caili merupakan hal yang lumrah.

Uang tersebut diberikan oleh pihak keluarga pria kepada keluarga calon mempelai wanita sebagai simbol keseriusan dan komitmen dalam membina rumah tangga.

Namun, praktik ini kerap menjadi sumber sengketa, terutama ketika hubungan kandas sebelum pernikahan digelar.

Tak sedikit kasus serupa ketika pihak wanita menolak mengembalikan uang lamaran secara penuh, dengan alasan yang beragam, mulai dari ganti rugi emosional hingga kompensasi pribadi.

Melihat tingginya potensi konflik terkait caili, Mahkamah Agung China mengeluarkan pedoman hukum khusus yang mengatur ketentuan pengembalian uang lamaran jika pernikahan batal dilangsungkan.

Baca juga: Gaji Rp 6 Juta, Gadis Ini Pilih Ngekos di Toilet Kantor biar Hemat

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Mesin-mesin Perang AS Kepung Venezuela, Akankah Invasi Terjadi?
Mesin-mesin Perang AS Kepung Venezuela, Akankah Invasi Terjadi?
Internasional
Trump Tiba di Jepang: Disambut Warna Amerika, Kaisar, dan PM Takaichi
Trump Tiba di Jepang: Disambut Warna Amerika, Kaisar, dan PM Takaichi
Internasional
3 Jet Bomber AS Gantian Dekati Venezuela, Usai B-52 Kini B-1B
3 Jet Bomber AS Gantian Dekati Venezuela, Usai B-52 Kini B-1B
Internasional
Gempa Turkiye M 6,1 Robohkan 3 Bangunan di Sindirgi, Istanbul Ikut Berguncang
Gempa Turkiye M 6,1 Robohkan 3 Bangunan di Sindirgi, Istanbul Ikut Berguncang
Internasional
Di Malaysia, AS-China Sepakat Redakan Perang Dagang
Di Malaysia, AS-China Sepakat Redakan Perang Dagang
Internasional
Perampok Museum Louvre Ditangkap, Nyaris Kabur Naik Pesawat
Perampok Museum Louvre Ditangkap, Nyaris Kabur Naik Pesawat
Internasional
Masjid Al Aqsa Terancam Ambruk gara-gara Terowongan Bawah Tanah Israel
Masjid Al Aqsa Terancam Ambruk gara-gara Terowongan Bawah Tanah Israel
Internasional
AS Kerahkan Kapal Induk ke Amerika Selatan, Serang Terus Bandar Narkoba
AS Kerahkan Kapal Induk ke Amerika Selatan, Serang Terus Bandar Narkoba
Internasional
Potret Masa Muda Ratu Sirikit dan Kisah Cinta dengan Raja Bhumibol
Potret Masa Muda Ratu Sirikit dan Kisah Cinta dengan Raja Bhumibol
Internasional
Penyebab Ibu Suri Sirikit Thailand Meninggal, Dirawat Intensif sejak 2019
Penyebab Ibu Suri Sirikit Thailand Meninggal, Dirawat Intensif sejak 2019
Internasional
Maskapai Taiwan Minta Surat Cuti ke Pramugari yang Meninggal, Sempat Ngotot
Maskapai Taiwan Minta Surat Cuti ke Pramugari yang Meninggal, Sempat Ngotot
Internasional
Balita Makan dari Tanah dan Lari Mirip Anjing, Dibiarkan oleh Orangtua
Balita Makan dari Tanah dan Lari Mirip Anjing, Dibiarkan oleh Orangtua
Internasional
Zona Maut Ukraina Jebak Ribuan Tentara Rusia, Kelaparan hingga Tewas
Zona Maut Ukraina Jebak Ribuan Tentara Rusia, Kelaparan hingga Tewas
Internasional
AS Diduga Salah Tembak, Tewaskan Nelayan yang Dikira Bandar Narkoba
AS Diduga Salah Tembak, Tewaskan Nelayan yang Dikira Bandar Narkoba
Internasional
Perampok Museum Paris Ditangkap, Gadis China Bawa Kabur Emas Rp 29 M
Perampok Museum Paris Ditangkap, Gadis China Bawa Kabur Emas Rp 29 M
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau