Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Babak Belur Disanksi Trump, Putin Tegas Tak Mau Berlutut ke AS

Kompas.com - 24/10/2025, 11:56 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan negaranya tidak akan berlutut pada tekanan Amerika Serikat (AS), meskipun mengakui bahwa sanksi terbaru dari "Negeri Paman Sam" dapat menyebabkan ekonomi negaranya babak belur di beberapa aspek.

Pernyataan itu disampaikan Putin sehari setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil, beserta hampir tiga lusin anak perusahaannya. 

Langkah tersebut menjadi sanksi pertama yang diberlakukan Washington sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS pada Januari lalu.

Baca juga: AS Sanksi Minyak Rusia, Eks Presiden: Ini Namanya Perang

Sanksi baru ini bertujuan memutus sumber pendapatan utama Rusia dari ekspor minyak mentahnya yang menjadi penopang perang di Ukraina.

"Tidak ada negara yang memiliki harga diri akan melakukan sesuatu di bawah tekanan," ujar Putin dalam konferensi pers di Moskwa, sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (23/10/2025).

Putin menyebut, sanksi tersebut merupakan aksi tersebut tidak bersahabat sekaligus upaya yang sia-sia untuk menekan Rusia.

Meski begitu, Putin mengakui bahwa langkah tersebut bisa menimbulkan kerugian tertentu bagi perekonomian negaranya. 

Dua juga memperingatkan bahwa kebijakan tersebut akan memicu kenaikan harga minyak dunia.

Baca juga: Trump Sanksi Dua Raksasa Minyak Rusia, India Jadi Ketar-ketir

Putin sempat menyinggung Trump agar memikirkan siapa sebenarnya yang bekerja untuk pemerintahannya, saat mengambil keputusan terkait sanksi terhadap minyak Rusia.

Selain itu, Putin memperingatkan akan adanya respons yang sangat kuat, bahkan luar biasa, jika Rusia diserang menggunakan rudal jelajah Tomahawk buatan AS yang saat ini tengah diincar Ukraina.

India dan China kurangi impor minyak Rusia

Sanksi baru AS tersebut juga melarang negara atau perusahaan mana pun berbisnis dengan dua produsen minyak utama Rusia.

Selain itu, AS juga memutus akses sebagian besar sistem keuangan internasional apabila ada yang ngotot beli minyak Rusia.

Sehari setelah pengumuman tersebut, dua pelanggan terbesar Rusia yakni China dan India dilaporkan mulai mengurangi pembelian minyak mereka.

Baca juga: Zona Maut Ukraina Jebak Ribuan Tentara Rusia, Kelaparan hingga Tewas

Reliance Industries, perusahaan swasta di India sekaligus importir terbesar minyak Rusia di India, menyatakan bahwa pihaknya tengah menyesuaikan kembali kebijakan pembelian mereka. 

"Proses penyesuaian impor minyak Rusia sedang berlangsung, dan Reliance akan sepenuhnya mengikuti pedoman pemerintah India," kata juru bicara perusahaan kepada Reuters.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau