JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika Anda ingin menghemat energi dengan cara mengganti peralatan elektronik rumah tangga, pemilik rumah sering fokus pada hal-hal besar seperti AC dan peralatan besar lainnya, mengabaikan hal-hal kecil seperti bohlam.
Padahal, dilansir dari Direct Energy, Kamis (2/6/2022) jika Anda menyalakan semua lampu di rumah, konsumsi energi gabungannya dapat menjadi sangat besar.
Bohlam model lama ini tidak jauh berbeda dengan desain yang dipatenkan oleh Thomas Edison pada tahun 1880, dan tetap menjadi standar pencahayaan modern selama lebih dari satu abad.
Baca juga: Bahayakah Tidur dengan Lampu Menyala?
Namun pada tahun 2000-an, bola lampu hemat energi tiba di rumah-rumah dalam bentuk lampu fluoresen kompak (CFL).
Tdak lama kemudian, bohlam light emitting diode (LED) atau lampu LED mengambil alih sebagai pemimpin dalam pencahayaan hemat energi.
Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan bahwa jika Anda mengganti lima bola lampu yang paling sering digunakan dengan lampu LED, Anda dapat menghemat sekitar 45 dollar AS atau setara dengan sekitar Rp 655.000 per tahun.
Ketika lampu LED pertama kali masuk ke pasar, jenis lampu ini bukan solusi praktis bagi banyak calon penghemat energi. Dengan harga yang lebih mahal, mengganti bohlam bahkan untuk beberapa kamar saja bisa sangat mahal.
Baca juga: Cara Membersihkan Sakelar Lampu di Rumah agar Tak Jadi Sarang Kuman
Tetapi mulai akhir tahun 2000-an, harga-harga itu mulai turun, dan terus turun dengan kecepatan yang semakin cepat.
Saat ini, hampir semua lampu LED dasar dijual dengan harga lebih terjangkau.