JAKARTA, KOMPAS.com – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menggelar pelatihan untuk pengembang anggota Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Jawa Timur, di Surabaya.
Program pelatihan yang membidik developer pemula ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi saling menguntungkan antara BTN bersama pelaku usaha pembangunan perumahan.
“Saya berharap pelatihan ini dapat meningkatkan sinergi antara Bank BTN bersama para pengembang anggota REI. Hal ini tentunya akan menumbuhkan komunitas perumahan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak,” kata Kepala Cabang BTN Surabaya Satrijo Katri Wilargo dalam keterangannya, Selasa (10/9/2024).
Baca juga: Apresiasi Konsumen, Pengembang Swancity Tebar Promo hingga September 2024
Merujuk data Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), kesenjangan antara angka kebutuhan dengan pasokan hunian atau backlog rumah mengalami penurunan dari 10,5 juta unit pada tahun 2022 menjadi 9,9 juta unit pada tahun 2023.
“Saat ini gap kebutuhan rumah dengan kemampuan pembangunan perumahan atau housing backlog masih sangat tinggi. Di sisi lain, tingginya kebutuhan rumah tidak sejalan dengan aksesibilitas masyarakat terhadap pembiayaan perbankan," ungkap Satrijo.
"Salah satu alasannya adalah kolektibilitas calon debitur kredit pemilikan rumah (KPR) karena menjamurnya pinjol (pinjaman daring),” tutur dia.
Satrijo menambahkan, penyediaan pasokan rumah juga kerap terkendala akibat persyaratan perizinan yang harus dipenuhi oleh pengembang relatif banyak.
Baca juga: Pengembang Rumah Ningrat Fokus Garap Pasar Rumah Subsidi Berkualitas
“Belum lagi masalah ketersediaan lahan dan mahalnya ongkos pembebasan lahan. Terkait aspek lahan, ada pula tantangan terkait masalah urusan perizinannya,” tegas Satrijo.
Lebih lanjut kata Satrijo, pasar hunian di Jawa Timur banyak ditangani oleh para broker atau agen properti. Bahkan, agen properti tersebut menguasai beragam syarat yang mesti dipenuhi oleh calon debitur KPR.