Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2024, 19:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

 

KOMPAS.com - Paparan cahaya memengaruhi jam biologis alami tubuh yang berlangsung selama 24 jam yang mengatur waktu tidur. Saat terkena cahaya terang, tubuh tahu bahwa sudah waktunya untuk bangun dan saat cuaca gelap, tubuh pun bersiap untuk tidur.

Oleh karena itu, penggunaan lampu untuk tidur tidak boleh sembarangan. Alih-alih membuat tidur lebih nyenyak, lampu yang digunakan bisa jadi mengganggu.

Mengutip Sleep Foundation, Minggu (21/9/2024), menurut spesialis pengobatan masalah tidur, dr. Pranshu Adavadkar, agar tidur lebih nyenyak, sebaiknya jaga agar kamar tetap gelap. Tetapi, jika kamu membutuhkan cahaya, pilihlah warna yang hangat, bukan yang menipu bisa otak.

Baca juga: 6 Ide Desain Lampu Cermin yang Estetik

Warna lampu terbaik untuk tidur

Ilustrasi lampu tidur Shutterstock Ilustrasi lampu tidur

Beberapa ahli menyarankan untuk menggunakan lampu tidur dengan warna hangat. Berbagai warna cahaya hangat, dari merah hingga kuning, dapat memengaruhi tubuh dengan cara yang unik.

Merah

Lampu berwarna merah tidak memengaruhi ritme sirkadian tubuh, jadi lampu ini merupakan salah satu lampu terbaik untuk digunakan di malam hari. Penelitian menunjukkan bahwa paparan lampu merah dapat meningkatkan kualitas tidur dan meningkatkan produksi melatonin.

Selain itu, paparan cahaya merah saat tidur dan saat bangun tidur dapat mengurangi kemungkinan merasa lelah dan kebingungan di pagi hari, yang dikenal sebagai sleep inertia.

Pastikan lampu berwarna merah yang kamu gunakan tidak terlalu terang. Merah yang terang pun dapat menekan produksi melatonin, sehingga membuat kamu sulit tidur.

Baca juga: 5 Tips Memilih Lampu untuk Kamar Mandi

Kuning dan oranye

Lampu berwarna kuning dan oranye yang redup juga termasuk warna lampu terbaik untuk tidur. Warna-warna ini memiliki dampak kecil pada ritme sirkadian, sehingga merupakan pilihan yang baik untuk digunakan di malam hari.

Paparan cahaya ini dapat meningkatkan produksi melatonin, terutama jika dibandingkan dengan warna yang lebih dingin, seperti biru.

Warna lampu terburuk untuk tidur

Ilustrasi lampu hias SHUTTERSTOCK/seramo Ilustrasi lampu hias

Cahaya yang terang dan berwarna dingin dapat mempersulit tubuh untuk masuk ke kondisi mengantuk. Berbeda dengan warna hangat yang dapat membantu tidur, warna yang lebih dingin justru memberi sinyal kepada tubuh bahwa sudah waktunya untuk bangun.

Baca juga: Cara Memasang Sakelar Lampu dengan Benar

Karena cahaya dingin mendorong perhatian dan kewaspadaan, cahaya tersebut dapat mengganggu tidur jika digunakan pada malam hari.

Biru

Reseptor cahaya di mata yang memengaruhi ritme sirkadian sangat sensitif terhadap cahaya biru.

Cahaya biru tidak hanya menekan produksi melatonin tetapi juga mengaktifkan ritme sirkadian untuk membantu tubuh tetap waspada.

Melihat cahaya biru secara terus-menerus di malam hari meyakinkan tubuh bahwa saat itu masih siang hari, sehingga dapat mengganggu ritme sirkadian dan menurunkan kualitas tidur.

Baca juga: Simak, 5 Tips Membeli Lampu Vintage

Cahaya biru dipancarkan dari banyak lampu buatan dan layar elektronik, seperti ponsel, laptoo, dan televisi. Jadi, hindari penggunaan perangkat elektronik yang memancarkan cahaya biru setidaknya satu jam sebelum tidur.

Hijau

Mirip dengan cahaya biru, cahaya hijau juga merupakan warna lampu terburuk untuk tidur karena dapat mengurangi rasa kantuk
dengan mengurangi produksi melatonin.

Meskipun cahaya biru dapat mengurangi kadar melatonin dua kali lipat dari cahaya hijau, kamu tetap tidak disarankan menggunakan lampu tidur berwarna hijau.

Baca juga: Cara Membersihkan Lampu Kristal dengan Benar

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau