KOMPAS.com- Proses tree burial aktris Taiwan Barbie Hsu mendadak tuai kontroversi.
Ini berawal dari pernyataan adik Barbie Hsu, Dee Hsu yang mengumumkan bahwa keluarga telah memutuskan untuk mengubur abunya melalui proses pemakaman ramah lingkungan.
Di mana abu akan ditempatkan dalam wadah yang dapat terurai secara hayati dan dikubur di bawah pohon di pemakaman terdaftar.
Proses pemakaman ini tidak melibatkan batu nisan, dan nama almarhum juga tidak dicatat di lokasi tersebut.
Dee Hsu menyatakan bahwa itu dilakukan sesuai keinginan Barbie.
Baca juga: Dituding Cari Simpati, Ungkapan Kerinduan Mantan Suami Barbie Hsu Dikritik
Sebelum meninggal, Barbie mengatakan ingin dimakamkan dengan cara itu dan keluarga juga ingin dia beristirahat dengan tenang di tengah alam.
Tapi, meskipun konsepnya mulia, banyak penggemar yang mempermasalahkan pemakaman ini.
Menurut para ahli, sisa-sisa yang dibuat mengandung zat yang tidak dapat diurai secara biologis yang dapat membentuk gumpalan dan menghambat pertumbuhan pohon.
Jadi, staf pemakaman sering menggali pohon setelah beberapa tahun untuk membuang gumpalan ini, mengkremasinya lagi, dan kemudian menyebarkannya lagi.
Baca juga: Nasib Hak Asuh Anak dan Warisan Barbie Hsu Sempat Dipertanyakan, DJ Koo Buka Suara
Klaim ini mengisyaratkan kemungkinan abu jenazah Hsu akan digali dan dikremasi ulang setelah beberapa tahun.
Selain itu, karena tidak ada batu nisan di pemakaman tersebut, ada kemungkinan keluarga Hsu bahkan tidak akan mengenali lokasi pemakamannya yang sebenarnya di masa mendatang.
Banyak yang khawatir akan ketidakpastian pemakaman tersebut karena pohon-pohon dapat dipindahkan atau tanahnya dapat dikembangkan kembali dalam waktu dekat, yang mengharuskan abu sang aktris disebarkan kembali.
Oleh karena itu, masyarakat China marah besar atas keputusan keluarga Hsu untuk memakamkannya dengan cara seperti itu.
Baca juga: Butuh Proses Panjang di Jepang, Abu Barbie Hsu Akhirnya Tiba di Taiwan
Para penggemar menuntut pemakaman yang layak dan bermartabat, dengan menyatakan bahwa kematiannya yang terlalu dini sudah cukup menjadi tragedi.
Hsu dikremasi di Jepang pada tanggal 3 Februari, dan abunya dibawa ke Taiwan oleh suaminya, Koo Jun Yup, dan keluarganya dengan pesawat carter.
Awalnya, Dee Hsu ingin menyimpan abunya di rumahnya, tetapi keputusan itu ditentang oleh tetangganya di Taipei.
Keluarga itu kemudian mengubah keputusan mereka. Namun, tuntutan penggemar untuk pemakaman yang lebih baik tidak ditanggapi dengan serius.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini