JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkah Anda memerhatikan penyusunan bata merah yang dilakukan secara zig-zag?
Rupanya, hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Anggota Dewan Pertimbangan yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta menjelaskan, hal tersebut dilakukan agar beban bata merah menyebar.
Pasalnya, mortar atau adukan semen dan pasir tidak membentuk kesatuan dengan bata atau tidak monolit sehingga mortar merupakan mata rantai kelemahan dari dinding.
"Kalau dipasang zig-zag kita tidak mengandalkan mortar untuk menyebar gaya karena sistem ini akan menumpu pasangan di atasnya dengan baik," kata Davy kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Sehingga, satu buah bata merah akan ditahan dua bata merah di bawahnya. Demikian juga beban bata merah seterusnya.
Teknik ini bisa menjadi langkah untuk mengurangi potensi keruntuhan atau kerobohan dinding.
Baca juga: Pahami Lagi, Plus Minus Bata Merah dan Bata Ringan
Selain itu, bata merah harus direndam sebelum dipasang agar jenuh air sehingga tidak menyerap air semen.
Apabila air telah terserap di bata merah, maka reaksi pengikatan dengan semen tidak dapat berjalan sempurna. Ini menyebabkan kekuatan mortar menjadi turun.
Akan tetapi, bata merah tidak boleh terlalu basah karena perekatannya dengan mortar akan menjadi tidak baik.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini