Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Polusi Udara, Pemerintah Bangkok Gratiskan Transportasi Umum

Kompas.com - 28/01/2025, 17:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka menekan tingginya polusi udara, Pemerintah Bangkok baru saja memberlakukan kebijakan transportasi umum gratis kepada masyarakat.

Seperti dikutip dari Cites Today, kebijakan ini sudah berlangsung sejak Sabtu (25/1/2025) dan akan berlangsung selama satu minggu penuh.

Semua operator bus dan kereta listrik bisa dinaiki oleh masyarakat. Diketahui, pemerintah Thailand mengalokasikan dana sebesar 140 juta Baht atau setara dengan Rp 67,1 miliar sebagai kompensasi atas pendapatan operator transportasi.

Dalam akun X miliknya, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengatakan masalah partikulat (PM) 2,5 merupakan masalah nasional.

Baca juga: Ara Minta Pengembang Bangun Rumah Subsidi Dekat Transportasi Umum

Karena itu, pemerintah akan melanjutkan setiap langkah untuk mengatasi masalah ini dengan cepat.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil analisis, udara di Bangkok memiliki partikulat berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM2,5).

Memiliki ukuran nan kecil, polutan ini dapat masuk dan menembus sistem saluran pernapasan manusia dan terikat darah melalui pertukaran gas pada alveolus paru-paru sehingga dapat mengakibatkan kerusakan sel.

Ratusan sekolah di seluruh kota Bangkok juga telah ditutup karena tingginya tingkat polusi dan pemerintah telah meminta lembaga-lembaga lokal untuk mendorong pegawainya bekerja dari rumah.

Baca juga: Transportasi Umum, Tantangan Besar Ratusan Daerah di Indonesia

Menurut Direktur Jenderal Departemen Transportasi Kereta Api Thailand, Pichet Kunadhamraks, sejak kebijakan ini berlaku, telah terjadi peningkatan penggunaan transportasi publik.

Pichet mengatakan terdapat 1.634.446 orang menggunakan layanan kereta listrik gratis pada hari Sabtu lalu. Jumlah tersebut naik 45,29 persen dibandingkan dengan jumlah rata-rata yang tercatat pada minggu sebelumnya.

Namun, beberapa politisi mempertanyakan apakah langkah tersebut benar-benar akan menghasilkan penurunan polusi dalam jangka panjang.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau