KOMPAS.com - Gelaran Jakarta Scholars Symposium (JSS) 2025 dengan tema "Advocacy in Action" menarik atensi publik.
Simposium bertaraf internasional ini bukan sekadar ajang pamer ide, tapi juga wadah nyata bagi generasi muda berbakat yang tak hanya cerdas, tapi juga punya kepedulian besar terhadap masyarakat dan lingkungan.
Mereka merancang masa depan yang lebih baik melalui inovasi dan kreativitas luar biasa.
Salah satu proyek yang berhasil mencuri perhatian banyak pihak adalah presentasi dari Kayson Sunjoto, siswa kelas 11 Jakarta Intercultural School (JIS).
Proyeknya yang bertajuk "Air Bersih dan Konservasinya" ini menawarkan solusi cerdas untuk masalah yang seringkali terabaikan: penggunaan air untuk toilet.
Baca juga: Sambut Pemudik, Ada Tambahan 427 Toilet Fungsional di Rest Area Travoy
Kayson jeli melihat penggunaan air terbesar di rumah tangga, yang seringkali terlupakan, adalah untuk membilas toilet (flushing toilets).
Bayangkan, sekali flush saja bisa menghabiskan sekitar 6-9 liter air! Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa 24 persen dari total penggunaan air di rumah berasal dari aktivitas flushing toilet ini. Angka yang mengejutkan, bukan?
Melihat fakta ini, Kayson punya ide revolusioner yakni menggunakan air sungai sebagai pembilas toilet!
Dalam presentasinya, ia menjelaskan sistemnya. Pertama, Air dari sungai akan dikumpulkan.
Sebelum disalurkan, air akan melewati Floating Net Barrier System yang terdiri dari jaring di tengah sungai untuk memblokir sampah besar.
Air kemudian akan disaring lebih lanjut untuk memastikan kebersihan yang cukup sebagai air pembilas toilet.
Baca juga: Apakah Toilet Harus Dicuci Setiap Hari?
Setelah sistem ini diimplementasikan, akan ada dua set tangki berbeda yang tersedia: satu untuk air minum, mandi, dan mencuci, serta satu lagi khusus untuk air pembilas toilet dari sungai.
Kayson ingin mengembangkan proyek baru ini di The Spring, yang juga bertujuan untuk meningkatkan jumlah air yang tersedia untuk masyarakat.
"Dengan sistem baru saya berharap dapat membuat dampak besar, terutama bagi masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses ke sumber air," ujarnya optimistis dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (31/5/2025).
Kayson tidak sendiri. Ia adalah pendiri The Spring, sebuah organisasi yang didirikan sejak tahun 2016 dengan misi mulia: menyediakan air bersih bagi masyarakat di Indonesia.
The Spring telah aktif membangun sumur dan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) di berbagai daerah, memastikan masyarakat memiliki akses air bersih untuk kebutuhan minum, mandi, dan mencuci pakaian.
Baca juga: Pemerintah Benahi Kawasan Permukiman dan Sanitasi, Segini Dananya
Kayson memiliki sebuah tim dari kumpulan teman-teman sekolah dan proyek ini jangka panjang.
"Dengan presentasi tadi, teman-teman yang ada di sini dan sebenarnya semuanya lebih muda dari saya, diharapkan mereka semua akan meneruskan proyek ini dan mereka akan terus membuat perbedaan dan dapat memberikan sesuatu kepada bangsa Indonesia," tutur Kayson.
Inovasi Kayson bukan hanya solusi cerdas untuk penghematan air, tapi juga inspirasi nyata bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini