Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Rp 1.300 Triliun, Giant Sea Wall Ditawarkan Prabowo Ke Swasta

Kompas.com - 29/06/2025, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com – Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengajak sektor swasta, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Ajakan ini disampaikan dalam pidatonya saat menutup International Conference on Infrastructure di Jakarta Convention Center, Kamis (12/6/2025).

Salah satu megaproyek yang ditawarkan adalah pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di pantai utara Jawa yang diperkirakan menelan anggaran kolosal sebesar 80 miliar dolar AS atau setara dengan sekitar Rp 1.300 triliun.

Baca juga: Prabowo Ajak Swasta Garap Infrastruktur Raksasa Triliunan Rupiah

Proyek tanggul laut raksasa didesain sepanjang sekitar 500 kilometer dari Banten hingga Gresik di Jawa Timur akan segera dimulai.

"Sekarang saya mengundang sektor swasta, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk terlibat sebesar-besarnya dalam pembangunan infrastruktur," ujar Presiden Prabowo.

Dia mengakui bahwa meskipun peran negara sangat kuat dalam intervensi untuk mengatasi masalah kemiskinan, kelaparan, dan pendidikan, di bidang tertentu, terutama konstruksi fisik, sektor swasta kerap lebih modern dan efisien.

Terkait ketepatan waktu dan efisiensi biaya, Prabowo menilai swasta bisa lebih unggul.

Untuk menarik minat swasta, Presiden menginstruksikan institusi pemerintah agar memfasilitasi dan menyederhanakan prosedur bagi pelaku usaha.

 Baca juga: 4.500 Rumah Direnovasi Lewat Program Bebenah Kampung, Di Mana Saja?

"Kita butuh mitra-mitra yang efisien, modern teknologinya. Saya arahkan, bahwa (pembangunan) infrastruktur sekarang, peran swasta harus lebih besar. Tapi untuk swasta dalam dan luar negeri tertarik, pemerintah harus mempermudah pekerjaan mereka," tegasnya.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Presiden juga menyebutkan bahwa efisiensi anggaran di awal pemerintahannya telah menyiapkan dana investasi yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Investasi (BPI) Danantara.

Hal ini memungkinkan pemerintah untuk ikut serta dengan investasi nyata, memberikan kenyamanan kepada mitra, khususnya dari luar negeri.

Proyek Vital yang Tak Boleh Tertunda

Presiden menilai Tanggul Laut Raksasa merupakan megaproyek paling krusial dan vital.

"Proyek ini sangat vital dan sudah masuk Bappenas sejak 1995, 30 years ago. Tapi kita tidak berkecil hati. Sekarang tidak ada lagi penundaan, sudah nggak perlu banyak bicara, kita akan lakukan," tegas Prabowo.

Baca juga: Fiskal Terbatas, Bangun Giant Sea Wall Tak Bisa Seluruh Wilayah

Pembangunan tanggul laut sepanjang sekitar 500 kilometer ini diperkirakan memerlukan waktu 8-10 tahun hanya untuk area sekitar Teluk Jakarta, dan 15-20 tahun untuk proyek keseluruhan sampai Jawa Timur. Meskipun skala dan waktunya masif, Presiden Prabowo tetap optimistis.

"Tidak ada masalah. Ada pepatah kuno, perjalanan 1.000 kilometer dimulai dari satu langkah. Kita akan segera mulai," tuturnya.

Prioritas pembangunan tanggul ini setidaknya akan dibangun di wilayah Jakarta sampai Semarang.

Untuk di sekitar Teluk Jakarta, Gubernur DKI Pramono Anung sudah menyatakan dukungan, sehingga anggarannya akan urunan bersama.

Presiden menambahkan bahwa satu tim sudah diperintahkan untuk melakukan roadshow dan dalam waktu dekat, sebuah badan otorita tanggul laut Pantura Jawa akan dibentuk. Presiden pun berseloroh sedang mencari akronim yang pas untuk badan otorita tersebut.

"Saya akan mulai. Saya tidak tahu Presiden mana yang akan menyelesaikan. Tapi kita harus mulai," pungkasnya.

 

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau