Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Limbah ke Energi: Kulit Jeruk Bali Diubah Jadi Penghasil Listrik

Kompas.com - 28/04/2025, 07:25 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Inovasi dalam memanfaatkan limbah semakin berkembang. Salah satu temuan terbaru berasal dari para peneliti di University of Illinois Urbana-Champaign, yang berhasil mengubah kulit jeruk bali — bagian buah yang biasanya dibuang — menjadi alat yang mampu menghasilkan listrik sekaligus memonitor gerakan tubuh manusia.

Jeruk bali (pomelo), buah sitrus berukuran besar yang banyak dibudidayakan di Asia Tenggara dan Asia Timur, memiliki kulit yang sangat tebal. Sayangnya, kulit ini sering kali hanya menjadi limbah, meskipun bobotnya mencapai 30% hingga 50% dari total berat buah yang bisa mencapai 1–2 kilogram.

Melihat potensi ini, para peneliti mengambil langkah inovatif. "Jika kita bisa meng-upcycle kulit jeruk bali menjadi produk yang bernilai lebih tinggi daripada hanya dibuang, kita tidak hanya mengurangi limbah dari produksi dan konsumsi jeruk bali, tetapi juga menciptakan nilai tambah dari limbah makanan dan pertanian," ujar Yi-Cheng Wang, asisten profesor di Departemen Ilmu Pangan dan Nutrisi Manusia, University of Illinois.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan memisahkan kulit luar yang tipis dan mengolah bagian dalam kulit putih yang tebal dan berpori. Dengan metode pengeringan beku (freeze-drying), struktur tiga dimensi kulit jeruk bali tetap terjaga, membuka peluang baru untuk berbagai aplikasi teknologi.

Baca juga: 9 Manfaat Jeruk Bali, dari Melawan Kanker hingga Baik untuk Jantung

Prinsip Sederhana: Elektrifikasi Kontak

Bagaimana kulit jeruk bali bisa menghasilkan listrik? Jawabannya terletak pada prinsip "elektrifikasi kontak" atau triboelektrifikasi. Wang menjelaskan, "Ini prinsip yang sederhana dan sering kita alami, misalnya saat tersengat listrik statis saat menyentuh gagang pintu di musim dingin."

Ketika dua material berbeda, seperti biomassa kulit jeruk bali dan film plastik poliimid, saling bersentuhan dan bergesekan, terjadi perpindahan muatan listrik. Para peneliti memanfaatkan fenomena ini dengan menambahkan lapisan elektroda dari tembaga untuk mengubah energi mekanis menjadi listrik.

Hasilnya mengagumkan. Dengan hanya mengetukkan jari pada alat berbasis kulit jeruk bali ini, sekitar 20 lampu LED bisa menyala. Bahkan, kalkulator dan jam olahraga dapat dioperasikan hanya dengan energi mekanis dari sentuhan, tanpa perlu listrik eksternal, berkat integrasi sistem manajemen daya dan unit penyimpanan energi.

Baca juga: Mengenal Jeruk Bali atau Pamelo, Asalnya Bukan dari Bali

Sensor Gerak Berbasis Limbah

Lebih jauh lagi, struktur berpori alami kulit jeruk bali memberikan sensitivitas tinggi terhadap tekanan dan frekuensi tekanan. Ini membuka jalan bagi aplikasi lain, yaitu sebagai sensor biomekanik. Ketika alat ini ditempelkan pada tubuh manusia, seperti pada sendi atau otot, ia mampu mendeteksi pola gerakan berdasarkan sinyal listrik yang dihasilkan dari kontak antar lapisan triboelektrik.

Sensor ini, menurut Wang, berpotensi besar untuk digunakan dalam bidang kesehatan dan rehabilitasi fisik. "Gerakan tubuh menghasilkan sinyal listrik yang khas, sehingga alat ini dapat membantu memantau gerakan sendi dan pola berjalan seseorang," jelasnya.

Baca juga: 5 Hewan yang Bisa Menghasilkan Listrik

Masa Depan yang Lebih Berkelanjutan

Penelitian ini menjadi bukti nyata bahwa limbah makanan dapat diubah menjadi material bernilai tinggi yang ramah lingkungan. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan tidak terbarukan, teknologi ini juga membantu mengurangi volume limbah organik.

"Penemuan ini membuka peluang menarik untuk mengubah limbah makanan menjadi perangkat dan material bernilai tambah," ujar Wang. "Kami akan terus mengeksplorasi lebih banyak cara untuk meng-upcycle limbah makanan dan pertanian."

Sebagai langkah lanjutan, tim peneliti telah mengajukan permohonan paten sementara untuk perangkat triboelektrik berbasis kulit jeruk bali ini, menandai potensi komersialisasi teknologi hijau masa depan.

Baca juga: Mengapa Ada Sayur dan Buah yang Bisa Menghantarkan Listrik?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau